Terpisah, Direktur Trias Politika Strategis Agung Baskoro menyebut harus segera dibentuk tim ad hoc independen untuk menyelidiki dugaan arogansi Satryo.
"Kalau saya langsung buat semacam tim adhoc independen untuk evaluasi Menteri Satryo, apalagi ini belum pernah terjadi sebelumnya," kata Agung.
Agung menuturkan tim ad hoc ini nantinya bisa diisi oleh orang-orang dari lintas kementerian maupun lembaga, agar penyelidikannya bisa dilakukan secara objektif.
"Tim ini isinya orang-orang independen dari lintas kementerian, lintas lembaga yang bisa secara independen menelusuri kasus dugaan arogansi tersebut," ujarnya.
Lebih lanjut, Agung mengatakan buntut dugaan arogansi itu, reshuffle terhadap Satryo selaku Mendiktisaintek merupakan hal yang patut dilakukan.
Menurut Agung, Presiden Prabowo Subianto sudah seharusnya menerapkan standar kerja yang jelas di dalam kabinetnya.
Artinya, kata dia, jika ada menteri yang bekerja secara baik harus ada apresiasi yang diberikan. Begitu pula, jika ada menteri yang tidak cakap dalam bekerja atau bahkan membuat kontroversi, maka sudah sepatutnya ada sanksi yang diberikan.
"Kalau menurut saya reshuffle, karena itu konsekuensi logisnya," kata Agung.
Sementara itu, buntut peristiwa tersebut Ubaid meminta kepada Satryo untuk segera mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Mendiktisaintek.
"Sebelum presdien akan memecatnya, sebaiknya pak Mendiktisaintek mengundurkan diri saja, itu jauh lebih terhormat, apalagi selain sebagai menteri, juga tercatat sebagai guru besar," ujarnya.
"Masak guru besar kelakuannya seperti itu, bahaya nanti kalau ditiru para guru-guru di sekolah. Bisa rusak moralitas bangsa ini," lanjutnya.
Namun, jika tak ada pernyataan mundur dari Satryo, maka Ubaid menyebut sebaiknya Presiden Prabowo Subianto segera mencari sosok baru untuk menduduki jabatan Mendiktisaintek.
"Ini masalah serius, memahami hak pegawai saja dia bermasalah, apalagi jabatan dia menuntut untuk memehami hak anak untuk bisa mendapatkan pendidikan tinggi yang berkualitas dan berkeadilan," katanya.
Sekretaris Jenderal Kemendiktisaintek Togar M. Simatupang mengatakan Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro sudah bertemu dengan PNS Kemendiktisaintek Neni Herlina terkait masalah dugaan pemecatan.
Togar menyebut dalam pertemuan pada Senin (20/1) malam sudah terjadi rekonsiliasi antara kedua belah pihak.
Ia mengatakan permasalahan yang belakangan muncul di kementeriannya sudah selesai.
"Sudah terjadi dialog dan rekonsiliasi tadi malam di rumah menteri di Widya Chandra. Sudah dilakukan resolusi konflik yang sehat dan sudah berakhir," kata Togar saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (21/1).
Togar mengatakan Neni masih akan tetap bekerja di Kemdiktisaintek. Begitu juga dengan PNS lain bernama Angga yang sempat disebut Neni dipecat sama sepertinya.
"Tentang jabatan (Neni) sedang berproses karena saat ini tengah berlangsung penataan organisasi dan sumber daya," ujarnya
(dis/fra)