Jerit Nelayan Terhalang Pagar Laut Tangerang: Ini Neraka Bagi Kami

CNN Indonesia
Kamis, 23 Jan 2025 10:54 WIB

Rody mengatakan 90 persen warga Desa Tanjung Pasir berprofesi sebagai nelayan. Adanya pagar-pagar itu membuat susah nelayan.

Akses yang tersedia sebagai jalur keluar masuk nelayan hanya sekitar tiga meter. Ia menyebut tenda di kapalnya belum lama ini rusak karena pagar itu.

"Kita minta 10-15 meter enggak diladenin, cuma dikasih 3 meter lebarnya. Kayak kemarin ini kan kapal saya habis tendanya gara gara pintu terlalu kecil, kesorong ombak, kena ke pagar itu," ujarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantaran akses yang terhalang, ia pun harus berputar jauh saat hendak membeli udang rebon sebagai umpannya untuk mancing. Pengeluaran untuk bahan bakar pun bertambah.

"Aturan kita cukup 5 liter terpaksa muter ke sono, bisa 20 liter, mau beli rebon ke tukang sudu (alat tangkap)," katanya.

Pagar-pagar itu, kata dia, juga telah mematikan pendapatan nelayan yang menggunakan sudu, jaring rajungan dan udang rebon. Peralatan yang digunakan bisa rusak terkena pagar bambu.

Nelayan pancing sepertinya pun terdampak karena harga rebon menjadi mahal.

"Aturan beli rebon murah, jadi mahal. Rebon buat mancing ikan. Harga rebon biasanya satu kantong plastik Rp35 ribu, bisa Rp70 ribu karena dia ribet nyarinya," kata Rody.

"Pagar Ini neraka buat nelayan. Neraka," imbuh dia.

Rody tak habis pikir ketika menonton tayangan berita beberapa waktu. Pemerintah menyatakan pagar laut misterius itu sudah bersertifikat HGB.

"Ada HGB, ada SHM, sohor bener laut dibikin sertifikat, sekalian langit dibikin sertifikat," ujarnya.

Ia pun mencibir jika ada pihak-pihak yang memperjualbelikan laut.

"Kalau misal ada yang jual, yang beli oon, yang jual geblek. Namanya laut diperjualbelikan," katanya.

Kini, Rody senang dan bahagia. Ia mengaku dengan senang hati membantu aparat untuk membongkar pagar-pagar tersebut.

Kemarin, kata dia, setidaknya ada 38 kapal nelayan yang turun membantu pembongkaran.

"Capek tapi bahagia, enggak masalah," kata Rody.

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali mengatakan pembongkaran pagar merupakan perintah Presiden Prabowo Subianto dan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.

"Jadi kami akan terus melaksanakan tugas dalam rangka membantu kesulitan masyarakat, khususnya masyarakat nelayan. Sesuai dengan UU TNI, ada tugas pokok TNI Angkatan Laut yaitu pemberdayaan wilayah pertahanan laut, di mana beberapa kecamatan di sini adalah desa binaan di bawah staf potensi maritim Angkatan Laut," kata Ali.

Sementara Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan aparat dan nelayan akan menyelesaikan pembongkaran pagar.

"Kita selesaikan semuanya, karena masyarakat juga melakukan itu. Kemudian tadi yang bambu, ya bambunya juga akan dijadikan sebagai barang bukti, lalu kemudian juga bisa jadi itu bisa dimanfaatkan oleh nelayan untuk penangkaran kerang, kerang hijau," ujarnya.

(yoa/fra)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER