Puluhan siswa dari TK, SD, dan SMP di Kecamatan Rajapolah, Tasikmalaya, mengalami gejala keracunan seperti diare, muntah, dan mual. Mereka mulai berdatangan ke Puskesmas Rajapolah sejak Kamis siang (1/5). Sebanyak 24 siswa menjalani pemeriksaan, delapan diantaranya harus dirawat inap, dan satu siswa dirujuk ke rumah sakit.
Kepala Puskesmas Rajapolah, Hani Hariri, menyebut sebagian besar siswa mengeluhkan sakit perut, lemas, dan diare. Seorang wali murid mengungkapkan anaknya mengalami diare parah setelah menghabiskan menu sayur labu yang disajikan dalam MBG.
"Total hari ini ada 24 orang, yang dirawat ada 8 orang dan 1 orang dirujuk ke RS karena permintaan keluarga pasien," kata Kepala Puskesmas Rajapolah, Hani Hariri, dikutip dari detikcom.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihak kepolisian dari Polres Tasikmalaya Kota diketahui telah meminta keterangan dari para siswa dan mengamankan sampel makanan untuk diperiksa lebih lanjut.
Ratusan siswa SMP Negeri 35 Bandung mengalami gejala keracunan setelah menyantap makan siang MBG. Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Anhar Hadian, menyatakan gejala muncul antara 30 menit hingga delapan jam setelah makan. Gejala yang dilaporkan antara lain diare, muntah, pusing, dan demam.
"Jumlah korban menurut keterangan wali kelas, sementara yg terdata baru 20 kelas dari 30 kelas SMPN 35 Bandung dengan yang sakit 342 orang," katanya saat dikonfirmasi, Kamis (1/5).
Hingga kini, tercatat 342 siswa dari 20 kelas mengalami gejala tersebut.
Dinkes Bandung telah menurunkan tim investigasi dan berkoordinasi dengan dapur penyedia MBG untuk melakukan pemeriksaan mendalam, termasuk pengambilan sampel makanan dan pengecekan dapur oleh tim kesehatan lingkungan. Beruntung, tidak ada siswa yang sampai harus dirawat di rumah sakit.
Seiring mencuatnya kasus-kasus ini, berbagai pihak menyerukan evaluasi menyeluruh terhadap program MBG.
Menko PMK Muhaimin Iskandar meminta Kementerian Kesehatan untuk turun langsung mengusut tuntas insiden keracunan massal ini.
"Nah itu yang harus dicek sumber utamanya ya. Tolong kepada Kementerian Kesehatan mengecek sumber utama keracunan itu," kata Cak Imin di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (23/4).
Sementara itu Ketua DPR Puan Maharani menekankan perlunya peningkatan pengawasan terhadap kualitas makanan, kebersihan penyajian, hingga proses distribusi. Ia juga menyuarakan pentingnya peran Badan Gizi Nasional (BGN) dalam menjaga standar mutu.
"Kami di DPR akan terus melakukan pengawalan agar Pemerintah melakukan evaluasi, sehingga nantinya program MBG betul-betul bermanfaat bagi masyarakat terutama untuk anak-anak sehingga dapat bertumbuh sebagai SDM unggul," kata Puan dalam keterangannya, Kamis (24/4).
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi turut meminta penyelenggara program lebih berhati-hati ke depannya.
"Jadi gini aja, ya ke depan para penyelenggaranya harus lebih berhati-hati," kata Dedi.
(fra/kay/fra)