Sebelumnya, Ketua Bidang Humas dan Media DPP AMPHURI Abdullah Mufid Mubarok mengatakan keputusan Saudi tak menerbitkan visa furoda itu merugikan pengusaha travel haji di Indonesia.
Dia mengatakan para pengusaha itu telah membayar sejumlah layanan di Arab Saudi untuk calon jemaah furoda. Langkah itu dilakukan dengan asumsi visa haji furoda bisa terbit seperti tahun-tahun sebelumnya.
Mufid menyampaikan, para travel haji sudah menginput data dan membayar layanan Masa'ir (layanan Arafah, Muzdalifah, Mina). Mereka juga telah memesan tiket pesawat dan hotel meski harganya melambung tinggi.
Beberapa travel bahkan sudah membawa calon jemaah furoda ke Jakarta, berharap visa turun di menit-menit terakhir.
"Ternyata sampai sekarang tidak ada yang terbit. Banyak travel yang sudah booking tiket dan hotel, bahkan ada yang dari bintang 3 di-upgrade ke bintang 5. Akhirnya rugi besar," ujar Mufid pekan lalu, seperti dilansir dari detikhikmah.
Lihat Juga :![]() LAPORAN HAJI DARI MAKKAH Makkah Mendekati Kapasitas Puncak Terima Jemaah Haji 2025 |
Salah seorang calon haji furoda, Naufal (31), terancam batal berangkat haji tahun ini. Padahal, dia sudah berencana beribadah ke Tanah Suci di Saudi itu bersama istrinya tahun ini.
Mereka sudah membayar ratusan juta rupiah sejak Ramadan lalu. Namun, belum kunjung ada kepastian soal keberangkatan.
"Dari travelnya sendiri belum ada pembicaraan [kepastian visa] walaupun berita simpang siurnya visa sudah banyak. Tapi kalau dari travelnya sendiri belum menyerah sampai di titik akhir, yaitu di tanggal 31 Mei," ucap Naufal tengah pekan lalu, dikutip dari detik.
Jika tak bisa juga berangkat tahun ini, dia berharap bisa diberangkatkan haji tahun depan. Apabila tidak bisa juga, Naufal berharap uangnya dikembalikan secara penuh.
Meski demikian, calon jemaah asal Kebumen, Jawa Tengah itu maklum bila pihak travel tak bisa mengembalikan uangnya secara penuh. Dia paham sebagian dana sudah terpakai untuk biaya manasik dan persiapan lain.