Cerita Agam Rinjani Tiap Hari Bertemu Pendaki Kehausan Minta Minum

CNN Indonesia
Selasa, 01 Jul 2025 07:16 WIB
Agam Rinjani pernah mendapati dalam seminggu terlibat evakuasi 6 kasus kecelakaan di Gunung Rinjani. Banyak orang mendaki Gunung Rinjani tanpa persiapan matang.
Agam Rinjani yang mengevakuasi jenazah pendaki wanita asal Brasil Juliana Marins, membagikan kisahnya dalam menjaga keselamatan pendaki di Gunung Rinjani.Unsplash/Pixabay
Jakarta, CNN Indonesia --

Relawan SAR Abdul Haris Agam atau Agam Rinjani yang mengevakuasi jenazah pendaki wanita asal Brasil Juliana Marins, membagikan kisahnya dalam menjaga keselamatan pendaki di Gunung Rinjani. Sosoknya menjadi saksi hidup dari berbagai insiden, evakuasi ekstrem, hingga sistem dalam manajemen pendakian.

Agam bukanlah nama baru di kalangan relawan maupun guide dalam misi evakuasi korban di Rinjani. Ia mengaku kerap turun langsung ke tebing hanya dengan peralatan seadanya.

Di tengah semua keterbatasan, Agam membentuk Rinjani Squad, sebuah kelompok sukarelawan yang terdiri dari masyarakat pecinta alam, porter, guide, bahkan dokter. Misi mereka bukan hanya untuk evakuasi, tapi juga menjaga kebersihan dan fasilitas dasar pendakian.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Salah satu yang kami jaga toilet di atas. Toilet mau secanggih bagaimanapun kalau tidak ada yang jaga, jorok. Tapi dengan adanya Rinjani Squad, orang habis buang air, dia yang pergi sikat. Bersihkan. Itu tidak dibayar, mereka semua sukarelawan melakukan itu," ucap Agam, Sabtu (28/6) dalam diskusi yang disiarkan YouTube Consina TV.

Untuk membiayai logistik tim, mereka memberlakukan toilet dan charging station berbayar. Ia menyebut sejak adanya Rinjani Squad, kebersihan di jalur pendakian membaik drastis.

"Itu bukan buat apa-apa, buat ditabung dibelikan logistik. Untung-untung ada orang yang mau datang ke sana cuma digaji makan, tidak dengan uang," ujarnya.

Jauh sebelum kasus Juliana Marins, Agam dan rekan-rekannya sudah merancang ide shelter emergency di titik-titik tertentu di jalur pendakian. Shelter ini seharusnya menjadi tempat standby alat-alat rescue.

"Cuma ada lagi hal lain di Rinjani. Orang-orang di sana rasa kepemilikannya tinggi. Jadi dimiliki alat-alat ini. Itu juga yang jadi kendala. Jadi bukan sekadar rescue, banyak faktor di lingkar Rinjani," lanjutnya.

Shelter darurat yang mereka bangun pun pernah diisi hingga 35 orang saat hujan deras, meskipun kapasitasnya hanya 4x3 meter. Ketika evakuasi harus dilakukan, mereka terpaksa memilih untuk memprioritaskan kondisi pendaki.

"Siapa-siapa sudah mau mati, yang belum terlalu mau mati keluar dulu, kamu kasih masuk."

Agam yang sudah dikenal luas dalam mengevakuasi korban di Rinjani menilai kecepatan adalah segalanya. Ia bahkan menyarankan penggunaan helikopter sebagai opsi tercepat dan multifungsi. Selain itu, Agam juga menyinggung operator pendakian yang tidak menjelaskan teknis pendakian secara detail kepada para pendaki, juga para pendaki asing yang datang tanpa persiapan memadai.

"Kalau naik itu pakai celana pendek, pakai baju tanktop. Itu dia kira tidak dingin," katanya.

"Makanya saya kalau mau camp paling malas di camp satu, karena pasti tergoyah ini hati untuk menolong, dan di situ paling banyak kasus," tambahnya.

Agam menyebut dirinya pernah tinggal di danau Rinjani selama dua minggu tanpa pulang untuk menguji ketahanan diri. Pengalaman itu membuatnya merasa bersalah bila tidak terlibat dalam pencarian orang hilang.

"Bukan berarti saya hafal semua jalur di Rinjani, paling tidak, ada pengetahuan tentang itu di mana dia bisa hilang, tenagaku terpakai untuk menyelamatkan orang yang lagi susah," katanya.

Hampir setiap hari, Agam mengevakuasi pendaki yang kelelahan atau kehausan.

"Kasih dia minum semua orang-orang, bagi-bagi ku bawa sampai empat botol ke puncak. Rata-rata pendaki cuma bawa botol kecil, baru sampai habis airnya," tambahnya.

Kadang, ia mengaku harus memakai uang pribadi untuk kebutuhan evakuasi.

"Contoh butuh genset, mau dibawa harus minta uang sama Taman Nasional. Itu (beli sendiri) lebih cepat, lebih efektif selesai evakuasi. Perhitungan kita berapa kemarin genset dibawa, ini itu uang dari mana? Dari Rinjani juga, dari hasil-hasil kami kerja tamu kami sisip nabung," akunya.



Dalam satu minggu, Agam menyebut ada enam kasus kecelakaan yang terjadi di Gunung Rinjani. Ia memaparkan, mulai dari pendaki asal Malaysia yang jatuh di pos 2, pendaki asal Irlandia, hingga korban lain yang ditemukan berturut-turut di titik-titik berbeda.

Agam mengaku, ia tidak selalu mengekspos kasus-kasus evakuasi yang ia lakukan demi keberlangsungan warga lokal yang memiliki mata pencaharian di sana.

"Artinya banyak kasus. Ada apa ini? Kenapa bisa terjadi? Itu sengaja juga kami silent, jangan dipublish. Karena kalau dipublish, kasihan juga teman-teman yang bekerja, di mana mereka harus mendapatkan penghasilan ketika Rinjani dianggap gunung yang indah tapi berbahaya," kata Agam.

Ia juga menyebut bahwa informasi yang beredar di media sosial seringkali simpang siur.

"Kalau informasi di Rinjani yang sering simpang siur, banyak sekali kasus saya evakuasi, beritanya lain di media sosial," ujarnya.

Ia mencontohkan kasus pendaki asal Irlandia yang jatuh dan berhasil dievakuasi dalam waktu 3 menit 48 detik. Namun, informasi yang beredar menyebut bahwa pendaki tersebut merokok sebelum jatuh.

"Padahal yang minta rokok itu kejadian di bawah, di pos dua," jelasnya.

Menurut Agam, penting adanya perubahan besar-besaran dalam sistem dan tata kelola pendakian. Ia berharap kejadian-kejadian ini menjadi momentum untuk memperbaiki manajemen keselamatan di gunung-gunung. Ia juga menyebut pentingnya peningkatan kapasitas porter dan guide agar bisa berfungsi sebagai potensi SAR.

Agam pun memberikan sejumlah tips penting bagi para pendaki untuk mempersiapkan diri sebelum memutuskan untuk naik ke gunung, mulai dari pakaian, persiapan makanan, hingga operator gunung.

"Kalau ke puncak, harusnya kita sudah bisa hitung kekuatan diri. Yang suka banyak minum, bawa banyak air. Yang sudah tidak terlalu banyak minum minimal 1 liter setengah bawa air ke atas. Bawa windpro jaket, jas hujan, blanket, makanan cadangan, headlamp, hindari headlamp charge abal-abal. Pilih operator yang lumayan bagus bisa lihat di Google juga itu," katanya.

(kay/isn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER