212 Merek Beras Kemasan Dioplos, Polri Kembali Periksa 25 Produsen

CNN Indonesia
Selasa, 15 Jul 2025 17:14 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --

Satgas Pangan Polri kembali memeriksa 25 pemilik merek beras kemasan 5 kilogram terkait kasus pelanggaran mutu dan takaran beras alias oplosan.

Ketua Satgas Pangan Polri Brigjen Helfi Assegaf menyebut 25 produsen itu diperiksa penyidik Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus di Gedung Bareskrim Polri, Selasa (15/7) hari ini.

"Mulai hari ini penyidik Satgas Pangan Polri melakukan pemeriksaan terhadap 25 pemilik merek beras kemasan kilogram lainnya," ujarnya saat dikonfirmasi lewat pesan singkat.

Kendati demikian, ia tidak memerinci lebih lanjut ihwal 25 produsen merek beras kemasan 5 kg yang diperiksa itu. Ia hanya mengatakan sebelumnya Satgas Pangan Polri telah memeriksa 6 PT dan 8 merek beras kemasan 5 kg dengan total saksi yang diperiksa 22 orang.

"Pemeriksaan tersebut untuk pendalaman, ada atau tidaknya perbuatan melawan hukum atas dugaan penjualan beras dalam kemasan yang tidak sesuai komposisi yang tertera pada kemasannya," jelasnya.

Sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) dan Satgas Pangan Polri menemukan praktik pengoplosan 212 merek beras.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan dalam pengoplosan itu, beras yang dijual dengan harga premium, ternyata isinya dicampur dengan beras medium alias tidak sesuai standar mutu beras premium.

"Sangat kami sayangkan, sejumlah perusahaan besar justru terindikasi tidak mematuhi standar mutu yang telah ditetapkan. Masyarakat membeli beras premium dengan harapan kualitasnya sesuai standar, tetapi kenyataannya tidak demikian. Kalau diibaratkan, ini seperti membeli emas 24 karat namun yang diterima ternyata hanya emas 18 karat," ujarnya lewat keterangan tertulis, Senin (14/7).

Amran mengatakan sesuai standar mutu beras yang diatur dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) 6128:2020, beras premium berkadar air maksimal 14 persen, butir kepala minimal 85 persen, dan butir patah maksimal 14,5 persen.

(tfq/wis)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER