SETARA Kecam Perusakan Rumah Doa Kristen di Padang

CNN Indonesia
Selasa, 29 Jul 2025 00:35 WIB
SETARA Institute mengecam peristiwa perusakan rumah ibadah Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) di Koto Tangah, Padang.
SETARA Institute mengecam peristiwa perusakan rumah ibadah Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) di Koto Tangah, Padang. (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)
Jakarta, CNN Indonesia --

SETARA Institute mengecam peristiwa perusakan rumah ibadah Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) di Koto Tangah, Padang pada Minggu (27/7).

Direktur Eksekutif SETARA Institute Halili Hasan mengatakan tindakan perusakan tersebut tidak dapat dibenarkan dan nyata-nyata merupakan tindak kriminal yang melanggar hukum dan konstitusi.

"SETARA Institute mengecam keras terjadinya pelanggaran KBB (kebebasan beragama/berkeyakinan), intoleransi, dan kekerasan terhadap kelompok minoritas di Padang tersebut," kata Halili dalam keterangan tertulis, Senin (28/7).

SETARA mendesak pemerintah daerah setempat tidak permisif dan mensimplifikasi persoalan intoleransi dan kekerasan tersebut sebagai tindakan yang dipicu kesalahpahaman.

Sebaliknya, kata dia, pemerintah harus mengatasi persoalan intoleransi dan pelanggaran KBB dari akar persoalan yang memicu.

"Terutama konservatisme keagamaan, rendahnya literasi keagamaan, segregasi sosial, regulasi diskriminatif serta normalisasi intoleransi keagamaan, pada aras struktural dan kultural," ujar Halili.

Dalam konteks yang sama, ia mengatakan aparat penegak hukum juga mesti segera melakukan proses penegakan hukum atas tindakan kriminal yang dilakukan oleh kelompok intoleran.

Penegakan hukum diharapkan akan memberikan efek jera bagi pelaku dan mewujudkan keadilan bagi korban.

"Sebaliknya, ketiadaan penegakan hukum merupakan 'undangan' bagi berulangnya kejahatan terhadap kelompok minoritas dan kelompok rentan," ujarnya.

SETARA Institute mendesak pemerintah pusat untuk tidak diam saja atas terjadinya intoleransi dan pelanggaran KBB yang kian marak.

Halili mengatakan setelah lebih dari enam bulan Pemerintahan Prabowo Subianto, kasus-kasus intoleransi semakin marak.

Menurutnya, sejauh ini pemerintah pusat lebih banyak diam. Presiden, Menteri Agama, Menteri Dalam Negeri, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, dan Kementerian/Lembaga terkait tidak menunjukkan kepedulian dan keberpihakan pada korban.

Ia mengatakan diamnya pemerintah dapat dibaca oleh kelompok intoleran sebagai 'angin segar' yang mendorong mereka untuk mengekspresikan intoleransi dan konservatisme keagamaan, bahkan dengan penggunaan kekerasan.

"Dalam konteks itu, intoleransi akan mengalami penjalaran dan merusak kohesi sosial, modal sosial, serta stabilitas sosial dalam tata kebinekaan Indonesia," ujarnya.

Sebelumnya, Polresta Padang menangkap total sembilan orang pelaku yang diduga terlibat dalam aksi perusakan rumah ibadah Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) di Koto Tangah, Padang.

Wakapolda Sumatera Barat Brigjen Solihin menyebut para pelaku ditangkap usai tim dari Polresta Padang mendapati laporan dari masyarakat dan mendatangi lokasi untuk melakukan olah TKP.

(yoa/isn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER