Kriminolog Soroti TKP Kecil Kasus Arya Daru Tewas-Sidik Jari di Lakban

CNN Indonesia
Selasa, 29 Jul 2025 12:31 WIB
Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala menyebut tidak ditemukan bukti kuat jika Arya Daru Pangayunan, dibunuh.
Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala menyebut tidak ditemukan bukti kuat jika Arya Daru Pangayunan, dibunuh. (CNN Indonesia/Tunggul)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala menyebut tidak ditemukan bukti kuat jika kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan atau ADP (39) disebabkan oleh pembunuhan.

Menurutnya, berdasarkan fakta-fakta di tempat kejadian perkara (TKP), dugaan kuat justru mengarah pada bunuh diri.

ADP ditemukan tewas di Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7).

"Sebagai kriminolog, saya pribadi akan lebih tertarik jika ini kasus pembunuhan, karena adrenalinnya lebih naik. Tapi faktanya ada tidak?" ujar Adrianus dalam program Prime Plus di CNN Indonesia TV, Senin (28/7).

Ia menjelaskan, dari hasil analisis TKP yang berukuran kecil, tidak ditemukan indikasi kehadiran orang lain saat kejadian. Hal ini menurutnya menguatkan dugaan tak ada pihak kedua yang terlibat secara langsung.

"Dengan TKP sekecil itu, maka tidak ada orang kedua. Kecuali kalau TKP besar, bisa saja ada kemungkinan orang lain datang. Maka, ketika tidak ada yang mendukung, ditambah lagi dengan adanya sidik jari di lakban, maka itu makin memperkuat (dugaan bunuh diri)," ujarnya.

Adrianus juga menyoroti kemungkinan korban menggunakan alat bantu seperti obat tidur sebelum melakukan aksi bunuh diri.

Dalam kasus ini, jenazah ADP ditemukan dalam kondisi wajah terlilit lakban dan dibungkus plastik.

Kemudian, korban juga ditemukan dalam posisi tertutup selimut di atas tempat tidurnya dengan menggunakan kaos dan celana pendek

"Kalau bunuh diri dengan menahan napas itu menyakitkan. Maka biasanya ada alat bantu, misalnya obat tidur, agar lebih rileks. Apakah benar begitu? Kita tidak tahu, semua tergantung pada data yang ditemukan," ujarnya.

Selain itu, kata dia, penting untuk tidak berspekulasi berdasarkan latar belakang pekerjaan korban atau dugaan-dugaan yang tidak berdasar.

Sebab, dalam kasus seperti ini, teori konspirasi sering kali muncul jika tidak dilandasi fakta.

"Saya yakin apa yang dilakukan oleh kepolisian, seperti mengundang ahli, mewawancarai beberapa orang, menyita barang-barang, dan kemudian menyinkronkannya adalah langkah yang tepat," ujarnya.

Polda Metro Jaya bakal merilis hasil autopsi kematian diplomat Kemlu ADP (39) hari ini.

Hal itu diungkapkan Komisioner Kompolnas Choirul Anam usai menghadiri rapat evaluasi penyelidikan kasus kematian bersama sejumlah pihak di Polda Metro Jaya, Senin (28/7) kemarin.

"Hari ini [Senin] peristiwanya kemarin terang, dan tadi semakin terang ya. Nah, habis itu penyebab kematiannya juga udah jelas, tinggal diumumkan saja sama Polda Metro Jaya," kata Anam kepada wartawan.

"Besok [Selasa], Polda Metro Jaya akan mengumumkannya," imbuhnya.

(fdl/isn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER