Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan efek tsunami dampak gempa Rusia di wilayah Indonesia akan berlangsung sekitar dua jam sejak waktu kedatangan gelombang pertama.
"Kalau berdasarkan situasi model, tsunami akan berhenti sekitar dua jam setelah waktu yang kami sampaikan. Karena statusnya waspada dan hanya setengah meter, maka bisa dipastikan durasinya hanya sekitar dua jam," ujar Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono saat wawancara dengan CNN Indonesia TV, Rabu (30/7).
Menurut BMKG, gelombang tsunami yang dihasilkan dari gempa tersebut diperkirakan memiliki ketinggian kurang dari 0,5 meter dan tidak bersifat destruktif. Namun, masyarakat tetap diminta waspada terhadap potensi arus kuat dan anomali muka laut.
Wilayah yang berstatus waspada antara lain:
Daryono mengimbau masyarakat di wilayah pesisir untuk tidak panik, namun tetap menjauhi pantai sampai ada pernyataan resmi dari BMKG bahwa situasi benar-benar aman.
"Kami terus memantau sistem monitoring kami. Saat ini ada lebih dari 100 peralatan yang aktif memantau anomali muka laut. Ketika tidak ada anomali signifikan, itulah yang kita harapkan," jelas Daryono.
Dalam pantauan global, Pacific Tsunami Warning Center (PTWC) juga melaporkan potensi tsunami akibat gempa ini untuk wilayah Rusia, Jepang, Alaska, Filipina, Hawaii, dan Guam.
Meski komunikasi dengan negara-negara tetangga seperti Jepang dan Filipina belum dilakukan secara langsung, data pergerakan tsunami tetap bisa dibagi dan dimanfaatkan secara bersama.
BMKG mengingatkan masyarakat agar hanya mempercayai informasi dari kanal resmi BMKG dan tidak menyebarkan kabar yang belum jelas sumbernya. Warga juga diimbau untuk terus memantau perkembangan informasi melalui aplikasi dan media sosial resmi BMKG.
"Informasi resmi hanya kami sampaikan melalui kanal komunikasi yang telah terverifikasi. Jangan terpancing isu atau hoaks," tegas Daryono.
Wilayah Kamchatka di timur Rusia diterjang tsunami dengan ketinggian mencapai tiga hingga empat meter usai gempa berkekuatan magnitudo 8,7 yang mengguncang negara itu pada Rabu (30/7) waktu setempat.
Menteri Regional Situasi Darurat Rusia Sergei Lebedev melaporkan tsunami hingga empat meter menerjang Semenanjung Kamchatka di wilayah timur jauh Rusia.
"Semua harus segera menjauh dari pesisir," kata Lebedev dalam sebuah video yang diunggah di media sosial, dikutip dari Reuters.
Sementara itu, Badan Meteorologi Jepang juga merilis peringatan tsunami setinggi tiga meter usai gempa bermagnitudo 8,7 mengguncang lepas pantai Rusia, Rabu (30/7).
(tst/gil)