Macet Horor TB Simatupang, Pramono Minta Bedeng Proyek Diperkecil

CNN Indonesia
Rabu, 20 Agu 2025 07:12 WIB
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung meminta bedeng-bedeng proyek di Jalan TB Simatupang, diperkecil agar tidak mempersempit jalan. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung meminta bedeng-bedeng proyek di Jalan TB Simatupang, diperkecil agar lajur jalan tidak terlalu sempit.

Pramono mengaku sudah mengecek langsung kemacetan di jalan tersebut akibat proyek galian. Menurutnya, kemacetan di jalan tersebut memang parah.

"Ketika tanggal 16 kemarin saya sengaja mencoba, saya bersama sopir berdua saja memang parah. Memang kondisi lapangannya sangat sulit, beberapa pekerjaan itu sebenarnya bedengnya bisa dikecilin, kita minta itu untuk dikecilin. Kalau perlu Gubernur tanda tangan saya tanda tangan," kata Pramono dikutip dari unggahan di akun Instagram, Rabu (20/8).

Ia mengatakan koordinasi Dinas Bina Marga dan Dinas Perhubungan sangat penting untuk menangani macet di jalanan tersebut.

Pramono juga memerintahkan jajarannya menertibkan 'pak ogah' di jalan tersebut.

"Dinas Perhubungan, Satpol PP itu nampak di permukaan. Saya tidak mau di lapangan ada lagi 'pak ogah-pak ogah'; enggak boleh ada lagi untuk itu mohon Satpol PP dan sebagainya untuk ditertibkan," ujarnya.

Pramono juga meminta jajarannya untuk memberi informasi kepada masyarakat soal kondisi di jalan tersebut.

"Sejak awal diberitahu (ke masyarakat) 'kalau kamu lewat sini pasti macet' dan kita mengimbau mereka (masyarakat) untuk naik transportasi umum dan itu perlu terus disampaikan," katanya.

Kemacetan lalu lintas di Jalan TB Simatupang semakin parah dibanding biasanya.

Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta mengungkap penyebab macet horor di Jalan TB Simatupang karena adanya pekerjaan pemasangan pipa air limbah di sejumlah titik sepanjang jalan.

Akibat pekerjaan ini, sebagian jalan terpaksa harus ditutup dari dua hingga tiga lajur menjadi hanya satu sampai dua lajur.

Kondisi ini tidak hanya terjadi pada jam-jam sibuk, melainkan hampir sepanjang hari, menyebabkan antrean kendaraan mengular dan pergerakan yang sangat lambat.

Situasi ini diperkirakan akan terus berlanjut hingga akhir tahun 2025, seiring dengan target penyelesaian proyek yang dilakukan secara bertahap.

Dinas Perhubungan sudah memberi sejumlah imbauan kepada pengguna jalan untuk mengatur ulang jadwal perjalanannya untuk menghindari kemacetan yang terjadi.

Selain itu pengendara bisa mencari jalur alternatif agar mobilitas bisa tetap terjaga dengan baik.

(yoa/isn)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK