Pengemudi Ojol Keluhkan Macet TB Simatupang, Waktu Tempuh Jadi Molor

CNN Indonesia
Jumat, 08 Agu 2025 17:30 WIB
Sejumlah pengemudi ojek online (ojol) mengeluhkan kemacetan yang terjadi di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan.
Sejumlah pengemudi ojek online (ojol) mengeluhkan kemacetan yang terjadi di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan. (CNN Indonesia/Kayla Nathaniel)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah pengemudi ojek online (ojol) mengeluhkan kemacetan yang terjadi di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan. Kemacetan di jalan tersebut bukan hal baru namun semakin parah dengan adanya proyek galian pipa yang dilakukan beberapa hari belakangan.

Mereka menyebut kemacetan itu seringkali membuat waktu tempuh jadi molor, sehingga pelanggan harus menunggu lama dan membatalkan pesanan.

Benny (43), salah satu pengemudi ojol yang kerap melintas di kawasan itu, mengatakan bahwa waktu tempuh yang tertera di aplikasi sering kali tak sesuai dengan kondisi di lapangan, terutama pada saat rush hour.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di aplikasi bisa tulisannya cuma 10 menit, tapi kalau kita jalan, bisa setengah jam lebih. Itu menjengkelkan juga ya, karena penumpang bisa jadi cancel. Padahal kita enggak bisa ngapa-ngapain," ujar Benny saat ditemui CNNIndonesia.com di sekitar RS Fatmawati, Jumat (8/8).

Akibat kondisi itu, Benny mengaku sering menghindari orderan yang mengarah ke TB Simatupang pada jam sibuk. Ia lebih memilih mangkal di lokasi lain yang lebih lancar untuk menghindari risiko pembatalan.

"Kalau udah mulai ramai, mending saya ngopi dulu. Soalnya kalau arahnya ke Simatupang pasti macet. Orderan di sini pasti banyak, karena orang sana sini kerja, tapi saya lebih milih mangkal di tempat lain aja," katanya.

Benny berharap pemerintah bisa segera mengatasi kemacetan yang sudah lama terjadi di ruas jalan tersebut. 

"Dari dulu Simatupang ini macetnya enggak pernah selesai. Semoga bisa antisipasi lah, kalau menurut saya jangan nunggu proyeknya selesai baru dibenahi," ucapnya.

Hal serupa diungkapkan Rudin (57), pengemudi ojol lainnya yang menyebut kemacetan di TB Simatupang sebagai makanan sehari-hari.

"Buat orang-orang yang sering lewat sini, ya macet itu udah biasa, udah jadi makanan sehari-hari," ujar Rudin.

Ia menyebut sering terpaksa memutar, bahkan hingga ke sekitar Cinere, untuk menghindari kemacetan meski jalurnya lebih jauh. Namun, hal itu juga berdampak pada pemakaian bensin yang lebih boros.

"Kalau depan udah macet parah, saya muter bisa sampai Cinere. Jauh, tapi bisa jalan terus. Tapi ya, bensin jadi boros juga. Muter boros, macet juga boros," ucapnya.

Rudin menilai salah satu penyebab utama kemacetan adalah penyempitan ruas jalan di Jalan TB Simatupang. Ia menyebut, ruas jalan yang awalnya empat lajur bisa mengecil jadi dua lajur, bahkan satu lajur, terutama di titik proyek galian seperti di depan pintu keluar Cibis Park.

"Itu dari empat jalur, tiba-tiba di depan jadi dua. Terus sekarang ada galian lagi, tinggal satu jalur. Mobil, motor, angkot, semua berebut jalan, ya pasti macet parah," ujarnya.

Proyek galian tersebut diketahui masih berlangsung secara bertahap dan dijadwalkan rampung pada akhir Desember 2025. Namun, ia tetap berharap pengerjaan bisa dipercepat agar kemacetan tak semakin parah.

"Saya harap bisa selesai lebih cepat kalau bisa, karena ini udah nyusahin banyak orang. Bukan cuma ojol, tapi semua yang pengguna jalan di sini," kata Rudin.

(kay/isn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER