Kapolri Pimpin Upacara Hari Juang Polri 2025 di Surabaya
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memimpin upacara peringatan Hari Juang Polri 2025 di Monumen Perjuangan Polri di Surabaya, Jawa Timur, pada Kamis (21/8) hari ini.
Dalam amanatnya, Sigit mengatakan Hari Juang Polri bukan hanya peringatan sejarah semata melainkan juga simbol dedikasi dan komitmen Polri untuk terus mengabdi dan memberikan pengabdian terbaik bagi bangsa.
Upacara Hari Juang Polri tersebut diikuti oleh para Pejabat Utama Mabes Polri mulai dari Kabaharkam Polri Irjen Karyoto, Kalemdiklat Polri Komjen Chryshnanda Dwilaksana, Dankor Brimob Komjen Imam Widodo.
Selain itu AS SDM Kapolri Irjen Anwar, Kadiv Propam Irjen Abdul Karim, Kadiv Humas Irjen Sandi Nugroho, Kakorlantas Irjen Agus Suryonugroho hingga Kapusjarah Polri.
Turut hadir jajaran mantan Kapolri seperti Jenderal (P) KPH Roesdihadrdjo, Jenderal (Purn) S Bimantoro dan Jenderal (Purn) Sutarman.
Acara ini juga diikuti oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Prawansa, Pangdam Brawijaya Mayjen Rudy Saladin, Ketua DPRD Jatim Musyafak Rouf, hingga Wakajati Hari Wibowo.
Selain itu turut hadir keluarga M Jasin dan Moekar, serta para veteran penghargaan Seroja Timor Timur. Dalam kegiatan tersebut nantinya Kapolri juga akan meresmikan patung M Jasin sekaligus memberikan santunan.
Sejarah Singkat Hari Juang Polri
Pada 21 Agustus Tahun 1945 pukul 07.00 WIB bertempat di halaman markas Polisi Istimewa Surabaya, Inspektoer Polisi Kelas I Moehammad Jasin membacakan Proklamasi Polisi sebagai bentuk kesetiaan Polisi Istimewa kepada Negara Republik Indonesia.
Peristiwa tersebut diperingati sebagai Hari Juang Polri berdasarkan Keputusan Kapolri Nomor: Kep/95/I/2024 tentang Hari Juang Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Adapun isi dari Proklamasi Polisi yaitu "Oentoek bersatoe dengan rakjat dalam perdjoeangan mempertahankan Proklamasi 17 Agoestoes 1945 dengan ini menjatakan Poelisi sebagai Poelisi Repoeblik Indonesia".
Setelah melakukan Ikrar Proklamasi Polisi, Moehammad Jasin dan anggota Polisi Istimewa melaksanakan pawai siaga untuk menunjukkan kekuatan dan kesiapan tempur menghadapi reaksi Jepang serta menempelkan Pamflet Proklamasi Polisi.
Selanjutnya pasukan Polisi Istimewa melakukan pelucutan senjata tentara Jepang dan membagikan senjata kepada para pejuang yang menjadi modal utama bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan.
Peristiwa proklamasi di Surabaya berpengaruh terhadap perjuangan di beberapa daerah seperti Aceh, Sumut, Sumbar, Sulawesi, Jambi, Palembang, Jakarta, Jawa Barat, Jogjakarta.
Selain itu, ikrar proklamasi polisi menjadi momentum dalam membangun semangat anggota Polri untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan pada berbagai peristiwa bersejarah seperti Hari Pahlawan 10 November 1945, Pertempuran 5 hari di Semarang pada 15-19 Oktober 1945, Bandung Lautan Api 23 Maret 1946, dan Hari Penegakan Kedaulatan Nasional 1 Maret 1849.
(tfq/isn)