Ayah Daru Bergetar Minta Tolong Prabowo Ungkap Kasus Kematian Anak

CNN Indonesia
Sabtu, 23 Agu 2025 21:00 WIB
Subaryono, ayah diplomat Arya Daru Pangayunan, meminta Presiden Prabowo Subianto membantu ungkap misteri kematian putranya yang ditemukan meninggal di kosan.
Subaryono, ayah diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), mendiang Arya Daru Pangayunan meminta bantuan kepada Presiden Prabowo Subianto untuk membantu mengusut misteri kematian putranya. (CNN Indonesia/Tunggul)
Yogyakarta, CNN Indonesia --

Subaryono, ayah diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), mendiang Arya Daru Pangayunan meminta bantuan kepada Presiden Prabowo Subianto untuk membantu mengusut misteri kematian putranya.

Subaryono muncul pertama kali di hadapan media setelah 40 hari lebih sejak meninggalnya Daru yang jenazahnya ditemukan dalam kondisi wajah terlilit lakban warna kuning dalam sebuah kos di Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7) lalu.

Dia pun mengungkap alasan selama ini belum bersuara karena kondisi psikis keluarga yang benar-benar terguncang, serta kesehatan istrinya atau ibu dari Daru yang masih belum memungkinkan pascaoperasi kanker usus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Subaryono --yang memperkenalkan diri sebagai pensiunan dosen hingga kepala departemen di UGM--, mengatakan jika kondisi fisiknya kian renta di usia 71 tahun, ingatan tak lagi tajam, bicara tidak lagi lancar. Oleh karenanya, dia meminta kepada petinggi negara agar membuat misteri kematian Daru menjadi terang.

"Inilah kami merasakan pada posisi yang sangat lemah dan menghadapi situasi yang sangat sulit. Dan ini adalah menyangkut saya sebagai ASN, anak saya sebagai ASN, maka kami mohon pada pimpinan negara ini, kami mohon kepada yang terhormat Bapak Presiden RI Prabowo Subianto," kata Subaryono dalam sebuah konferensi pers di sebuah kafe, Yogyakarta, DIY, Sabtu (24/8).

"Kami mohon dengan rendah hati, setulus-tulusnya, kami mohon bapak bisa menginstruksikan, bisa menyampaikan, kepada Kapolri, kepada Panglima TNI, kepada menteri luar negeri, supaya segera bisa menjelaskan kepada kami misteri yang terjadi pada anak kami," sambungnya.

Subaryono bilang, ia dan istri benar-benar dalam kondisi tak berdaya, menghadapi berbagai informasi beredar yang ia sendiri tak bisa pastikan kebenarannya.

"Yang saya tahu bahwa Daru di mata kami, sepengetahuan kami dia pribadi yang mandiri, bertanggungjawab, dengan keluarga, orang tua, masyarakat, dan tentu saja dengan tempat dia bekerja," ujarnya.

Harapannya, dengan para petinggi negara dan instutusi yang ia sebutkan tadi turun tangan, maka misteri kematian Daru lekas terungkap. Sehingga, almarhum beserta keluarga bisa memperoleh keadilan.

"Semoga misteri ini segera terungkap, dan Daru dan keluarga mendapatkan keadilan apa yang terjadi yang saat ini masih jadi misteri," ujarnya.

Penasehat Hukum keluarga Daru, Nicholay Aprilindo mengatakan pihaknya meminta agar misteri kematian ADP ini didalami kembali agar terang benderang, tanpa ada tendensi apa pun atau kepada siapa pun.

"Dan khususnya kami akan meminta Mabes Polri untuk mengambil alih kasus ini, supaya Mabes Polri bisa lebih komprehensif dalam mengungkap misteri dari meninggalnya almarhum ini," kata Nicholay.

"Sehingga ada kepastian hukum bagi keluarga, ada pemenuhan hak asasi manusia bagi keluarga dan almarhum, dan pemenuhan kemanusiaan bagi keluarga dan almarhum," sambungnya.

Dalam hal ini, lanjut Nicholay, pihak keluarga turut meminta proses rekonstruksi dan otopsi diulang. Dengan berbagai alasan yang dianggap logis, keluarga belum bisa menerima hasil lidik kepolisian bahwa tidak ada unsur pidana dalam peristiwa ini.

"Keluarga sampai sekarang masih mempertanyakan statemen atau rilis Polda Metro Jaya atas kematian almarhum yang katanya tidak ada pihak lain, dan tidak ada tindak pidana. Sejauh mana fakta-fakta empiris yang didapat sehingga dapat menyimpulkan hal sedemikian rupa, karena penyelidikan belum tuntas tapi sudah dikeluarkan rilis sedemikian rupa," imbuh Nicholay.

Daru adalah diplomat muda Kemlu yang jenazahnya ditemukan dalam kondisi wajah terlilit isolasi atau lakban warna kuning dalam sebuah kos di Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7).

Polisi pada akhir Juli 2025 lalu memastikan tidak ada unsur pidana dalam kasus kematian Daru.

Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra mengatakan hal itu berdasarkan serangkaian proses penyelidikan yang telah dilakukan.

"Bahwa penyelidikan yang kami lakukan, kami simpulkan belum menemukan adanya peristiwa pidana," kata Wira dalam konferensi pers, Selasa (29/7).

(fra/kum/fra)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER