Fakta Terbaru Kasus Penculikan dan Pembunuhan Kacab Bank

CNN Indonesia
Kamis, 28 Agu 2025 07:29 WIB
Ilustrasi. Kasus pembunuhan dan penculikan Kacab Bank menetapkan 15 orang tersangka. ( iStockphoto/Motortion)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kasus penculikan dan pembunuhan terhadap M Ilham Pradipta (37), kepala cabang sebuah bank BUMN di Jakarta Pusat masih menjadi teka-teki.

Hingga saat ini, Ditreskrimum Polda Metro Jaya masih terus melakukan penyelidikan atas kasus tersebut. Sebanyak 15 orang telah ditangkap dan masih diperiksa secara intensif.

CNNIndonesia.com telah merangkum sejumlah fakta terbaru terkait kasus ini, sebagai berikut

4 klaster tersangka

Polisi menyebut ada empat klaster tersangka dari 15 orang yang telah ditangkap dalam kasus penculikan dan pembunuhan terhadap ilham.

Kendati demikian, Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Abdul Rahim belum membeberkan soal rincian dari masing-masing klaster tersebut.

"Klaster aktor intelektual, klaster yang membuntuti, klaster yang menculik, klaster penganiayaan yang mengakibatkan korban meninggal dunia dan membuang korban," kata dia saat dikonfirmasi, Rabu (27/8).

UGM nonaktifkan Dwi Hartono

Dari 15 orang itu, salah satu yang menjadi sorotan adalah sosok Dwi Hartono (DH). Ia diketahui memiliki usaha bimbingan belajar (bimbel) online. Di mata warga Jambi, Dwi juga dikenal sebagai seorang motivator, dermawan hingga pernah mau mencalonkan sebagai Bupati.

Saat ini, Dwi juga tercatat sebagai mahasiswa baru Semester I Program Studi Magister Manajemen (Kampus Jakarta), FEB Universitas Gadjah Mada (UGM). Buntut kasus ini, UGM pun menonaktifkan Dwi dari seluruh kegiatan akademik Semester Gasal 2025/2026.

"(Penonaktifan) sebagai bentuk dukungan UGM terhadap proses hukum dan penyelidikan yang tengah berlangsung," kata Juru Bicara UGM, I Made Andi Arsana.

"UGM menghormati sepenuhnya proses hukum yang berjalan, menjunjung asas praduga tak bersalah, dan berkomitmen menjaga integritas serta profesionalisme," sambung Made Sandi.

Pernah terjerat ijazah palsu

Usut punya usut, Dwi ternyata juga pernah terjerat kasus pemalsuan ijazah. Kasus ini terjadi pada tahun 2012 silam dan ditangani oleh Polrestabes Semarang.

"Iya benar di tahun 2012 terkait pemalsuan ijazah SMA," kata Kasat Reskrim Polrestabes Semarang AKBP Andika Dharma Sena saat dikonfirmasi.

Namun, Andika tak membeberkan secara rinci ihwal kasus yang menjerat Dwi tersebut. Ia hanya menyebut Dwi berperan memalsukan ijazah dan sudah dijatuhi vonis.

"Sebagai pelaku yang mengkondisikan pemalsuan ijazah tersebut. Informasinya sudah divonis kurang lebih 2 tahun penjara," ucap dia.

Pertemuan di Hotel

Dwi dan satu tersangka lain berinisial C alias Ken ternyata sempat bertemu di sebuah hotel di Jakarta Pusat, sebelum terjadinya aksi penculikan dan pembunuhan.

Hal itu disampaikan Ken saat ditangkap jajaran Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya di rumahnya di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara pada 24 Agustus.

Dalam rekaman video yang diterima, terlihat sejumlah anggota masuk ke dalam rumah Ken sambil membawa surat penangkapan. Lalu, anggota lantas mengikat tangan Ken menggunakan kabel ties dan lanjut melakukan penggeledahan.

Dalam penggeledahan itu, anggota turut menemukan wig di atas tumpukan barang-barang di salah satu ruangan rumah Ken. Anggota pun sempat bertanya apakah Ken sering menggunakan wig.

Kemudian, anggota menanyakan terkait sebuah pertemuan. Ken pun mengaku sempat bertemu dengan Dwi beberapa bulan lalu di sebuah hotel di Jakarta Pusat.

"Saya terakhir ketemu Dwi itu di Hotel Fairmont," ucap Ken.

"Kapan?," tanya anggota.

"Sebulan, dua bulan yang lalu," jawab Ken.

Sosok penyedia tim pantau

Dari 15 tersangka yang telah ditangkap, ada satu sosok bernama Rohmat Sukur (RS). Ia ditangkap di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah pada Minggu (24/8) lalu.

Saat itu, tim gabungan Subdit Jatanras dan Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya mendatangi kediaman Rohmat di Candisari. Namun, Rohmat ternyata sudah melarikan diri, sebelum polisi tiba di lokasi.

"Akhirnya tim mengejar RS ke tempat diduga tempat persembunyiannya di Jalan Handayani, Sendangrejo, Nyatnyono, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang dan tim berhasil menangkap RS," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan.

Dalam perkara ini, Rohmat diketahui memiliki peran sebagai penyedia tim pantau untuk mengikuti korban hingga menyediakan tim IT.

"Peran RS menyediakan tim pantau yang mengikuti kegiatan korban Ilham kacab bank Cempaka Putih dan tim IT," ucap dia.

(dis/dal)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK