Rektor Unisba: Kericuhan Tamansari Libatkan Gerombolan Tak Dikenal

CNN Indonesia
Selasa, 02 Sep 2025 12:03 WIB
Bandung, CNN Indonesia --

Universitas Islam Bandung (Unisba) menyatakan kericuhan yang terjadi di Jalan Tamansari, Bandung, pada Senin (2/9) malam, melibatkan gerombolan orang tak dikenal.

Rektor Unisba Harits Nu'man mengatakan massa mahasiswa yang sebelumnya terjun unjuk rasa di Gedung DPRD Jabar sudah membubarkan diri pada pukul 17.00 WIB.

"Demo (di Gedung DPRD Jabar) itu sudah berakhir pada jam 17.00 WIB. (Massa) Mereka sudah, para pendemo itu sudah balik ke tempatnya masing-masing, kembali ke tempatnya masing-masing," ungkap Rektor Unisba, Harits Nu'man, saat memberikan keterangan pers pada Selasa (2/9) di Kampus Unisba.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun pasca bubarnya massa, Harist menyebut ada segerombolan orang yang tetap bertahan. Hal itu diduga menjadi pemicu kericuhan yang sempat pecah di DPRD Jabar. Sebagian massa pun berlarian ke beberapa titik.

Sepengetahuan Harist ada yang berlarian ke Jalan Trunojoyo, Sulanjana, Taman Radio. Bahkan Harist menyebut ada massa yang melakukan pemblokiran jalan Taman Radio, Purnawarman. Simpang Harian Banga, kemudian Jalan Tamansari.

"Nah di luar dugaan masa yang lainnya itu bergerombol dari satu titik ke titik yang lainnya. Gerombolan itulah yang menjadi pemicu di medsos yang disebutkan aparat polisi menyerang kampus Unisba," terang dia.

"Sehingga informasinya berkembang menjadi liar. Nah massa itulah yang di sweeping oleh aparat kepolisian. Karena ini kan bukan area kampus kita. Ini adalah area publik ya. Namanya juga jalan Tamansari bukan jalan Unisba," sambungnya.

Harist sendiri menyebut tidak menutup kemungkinan ada keterlibatan mahasiswa Unisba dalam kericuhan semalam. Namun Harist memastikan kericuhan semalam tidak dilakukan oleh kelompok mahasiswa.

"Aksinya tidak seperti mahasiswa dan dia masuk ke area kampus kita. Kodarullahnya, Allah masih menjaga kampus kita aman-aman saja," katanya.

Terkait dengan tembakan gas air mata, Harist menyebut itu salah satu upaya dari kepolisian untuk membubarkan segerombolan massa yang tidak diketahui tersebut.

"Kami memaknai penembakan itu untuk mengurangi masa yang bergerombol," katanya.

Harist pun menegaskan saat kericuhan kemarin tidak ada aparat baik TNI dan Polri yang masuk ke area kampus.

"Saya lihat pantauan disini, kami tidak melihat aparat kepolisian walaupun berpakaian preman masuk ke area kampus. Itu murni semuanya demonstran, ya saya sebutkan, pendemo, yang tadi di sweeping masuk ke area kampus," kata dia.

Polda Jawa Barat sebelumnya menyatakan kelompok anarko menjadi pemicu penembakan gas air mata di Jalan Tamansari, Bandung yang merembet ke area kampus Unisba dan Universitas Pasundan (Unpas).

Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Hendra Rochmawan mengatakan peristiwa bermula saat patroli skala besar TNI-Polri menemukan tumpukan batu, kayu serta bekas bakar-bakaran ban di jalan tersebut.

"Dan di saat yang sama ada sekelompok orang memakai baju hitam dan diduga sebagian besar adalah anarko, mereka itulah yang awalnya menutup jalan dan membentuk blokade di Tamansari sambil," kata Hendra kepada wartawan, Selasa (2/9).

Hendra menyebut kelompok anarko itu juga secara khusus merancang skenario memprovokasi aparat. Kata dia, mereka sengaja memancing dan memaksa petugas mundur ke kampus Unisba.

Aksi itu dilakukan dengan tujuan agar petugas menyerang kampus. Namun, Hendra mengklaim petugas tidak terprovokasi dan langsung melakukan penyisiran di sepanjang jalan.

"Anarko (kemudian) melakukan provokasi dari dalam kampus Unisba dengan melempar bom molotov ke tim patroli kendaraan roda dua dan roda empat mobil rantis Brimob, terlihat yang di video kami," tutur Hendra.

"Tim kemudian menembakkan gas air mata di jalan raya yang kemudian tertiup angin ke parkiran Unisba," sambungnya.

Hendra menyebut hal itulah yang diinginkan oleh kelompok anarko, yakni membenturkan antara petugas dengan mahasiswa.

(csr/gil)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER