Prabowo Ajak Umat Islam Teladani Akhlak Mulia Nabi Muhammad
Presiden RI Prabowo Subianto mengajak umat Islam meneladani akhlak mulia Nabi Muhammad SAW dalam momentum peringatan Maulid Nabi 1447 Hijriah.
"Peringatan Maulid Nabi bukan sekadar mengenang kelahiran Rasulullah, namun juga menjadi momentum untuk meneladani akhlak mulia beliau," kata Prabowo dalam unggahan di akun resmi Instagram @presidenrepublikindonesia, Jumat (5/9).
Prabowo menyampaikan ucapan selamat memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW kepada seluruh umat Islam di Indonesia.
Peringatan ini dinilainya bukan hanya sebatas mengenang kelahiran Rasulullah, tetapi juga menjadi kesempatan untuk meneladani risalah Nabi Muhammad SAW yang membawa rahmat bagi semesta alam.
Ketua Umum Partai Gerindra itu juga menekankan pentingnya menjadikan teladan Nabi sebagai cahaya penuntun dalam berbuat baik, menumbuhkan semangat gotong royong, memperkuat persatuan, serta mewujudkan Indonesia yang maju, adil, dan sejahtera.
Prabowo juga mengajak masyarakat untuk terus menebarkan rahmat dan persaudaraan di tanah air.
"Mari kita terus menebarkan rahmat dan persaudaraan di bumi Indonesia tercinta," ujarnya.
Presiden Prabowo menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Tahun 1447 Hijriah Tingkat Kenegaraan di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (4/9) malam.
Dalam acara itu, Prabowo, yang mengenakan baju koko putih lengkap dengan kopiah hitam, didampingi Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, yang mengenakan batik, juga lengkap dengan kopiah.
Selama acara berlangsung, Prabowo duduk bersila diapit Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Istiqlal diisi dengan sejumlah kegiatan, di antaranya pembacaan ayat suci Al-Qur'an yang disertai dengan sari tilawah, kemudian istigasah, doa, serta zikir kebangsaan.
Jajaran pejabat negara lainnya yang mengikuti peringatan Maulid Nabi malam ini, antara lain Ketua MPR RI Ahmad Muzani, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) M. Herindra, dan Menteri Agama Nasaruddin Umar.
(fra/antara/fra)