Puluhan pelajar kembali mengalami keracunan usai menyantap hidangan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di wilayah Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu (24/9).
Keracunan hari ini terjadi hanya sehari setelah Bupati Bandung Barat Jeje Ritchie Ismail menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) kasus ratusan siswa keracunan MBG, Selasa (23/9).
Kapolsek Sindangkerta, Iptu Sholehuddin, membenarkan soal kejadian keracunan baru tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya," ujar Sholehuddin singkat saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu siang.
Dari informasi yang dihimpun, para pelajar yang alami keracunan hari ini terjadi usai menyantap MBG. Namun menu MBG yang disantap itu berbeda dari kejadian keracunan yang sebelumnya terjadi di wilayah tersebut.
Para pelajar yang menjadi korban hari ini dilaporkan langsung mendapatkan penanganan darurat. Untuk sementara waktu, mereka dievakuasi ke posko yang telah disiapkan di Kecamatan Cipongkor.
Sehari sebelumnya Bupati Bandung Barat Jeje Ritchie Ismail menetapkan kasus siswa keracunan MBG di Cipongkor sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
Penetapan status KLB dilakukan setelah korban kasus keracunan MBG di Kecamatan Cipongkor sejak Senin (22/9) hingga Rabu pagi mencapai 411 pelajar jejang PAUD hingga SMA/SMK sederajat.
Dari 411 orang itu, 47 orang masih menjalani rawat inap dan 364 orang menjalani rawat jalan di beberapa lokasi, yakni RSUD Cililin, Puskesmas Cipongkor, GOR Kecamatan Cipongkor, dan RSIA Anugrah.
"Sampai Rabu (24/9) pagi ini, ada 411 orang terdampak keracunan MBG. 364 masih dirawat jalan dan 47 rawat inap," kata Kepala Puskesmas Cipongkor, Yuyun Sarihotimah seperti dikutip dari detikJabar.
Dia mengatakan mereka yang menjalani rawat inap, kondisinya masih mengalami berbagai gejala seperti mual, muntah, pusing, dan sesak napas.
Semuanya masih dipantau intensif tenaga kesehatan rumah sakit tempat mereka dirawat.
"Gejala umum seperti muntah, mual, pusing, lalu sesak napas. Secara umum itu saja gejalanya," kata Yuyun.
Yuyun mengatakan, pihaknya dan rumah sakit tempat tujuan perawatan pasien tetap disiagakan untuk menerima dan melakukan penanganan yang optimal bagi para pasien.
"Kami terus melakukan pemantauan dan perawatan intensif untuk memastikan kondisi korban membaik. Beberapa tempat masih disiagakan untuk menerima pasien tambahan," kata Yuyun.