Pemerintah menyatakan akan terus melanjutkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di tengah pelaksanaan evaluasi menyeluruh yang dilakukan sebagai respons atas masukan masyarakat dan sejumlah kejadian di lapangan.
Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengatakan evaluasi dilakukan secara serius dengan melibatkan seluruh rantai pelaksanaan MBG, mulai dari penyediaan bahan baku, pengolahan makanan, hingga distribusi oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya dan seluruh jajaran pemerintah sangat prihatin dan menyampaikan simpati kepada para siswa dan keluarga yang terdampak. Keselamatan dan kesehatan masyarakat adalah prioritas utama kami. Pemerintah tidak akan menutup mata terhadap kejadian ini," ujar Cak Imin di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (27/9), melansir Antara.
Menurutnya, evaluasi dan perbaikan ini dilaksanakan atas arahan langsung Presiden Prabowo Subianto.
Cak Imin menegaskan bahwa seluruh dapur MBG wajib memenuhi standar operasional, termasuk memiliki sertifikat laik hygiene sanitasi, sertifikasi halal, serta bukti penggunaan air layak pakai.
"Itu kewajiban yang harus ditegakkan di semua dapur MBG," tegasnya.
Ia menambahkan, program MBG bukan hanya soal memberikan makan gratis, melainkan memastikan bahwa makanan yang diterima anak-anak adalah makanan yang higienis, aman, dan berkualitas.
Meskipun tengah dievaluasi, Muhaimin menegaskan bahwa program MBG tidak akan dihentikan.
"MBG adalah investasi masa depan bangsa. Kita tidak boleh berhenti di tengah jalan. Sesuai kata Presiden bahwa ini adalah rintangan yang harus kita hadapi dalam proses awal menjalankan program besar. Yang terpenting kita harus berani memperbaiki dan membenahi setiap prosesnya," ujarnya.
Lebih jauh, ia menyebut MBG sebagai bagian dari gerakan pendidikan gizi masyarakat dan pondasi ketangguhan masa depan Indonesia. Program ini diharapkan tidak hanya memberikan manfaat langsung kepada anak-anak, tetapi juga membangun kesadaran gizi di masyarakat.
"Kami ingin masyarakat memahami pentingnya asupan yang sehat dan cara pengolahan yang higienis, sehingga anak-anak dan keluarga memiliki kesadaran untuk menjaga pola makan yang baik," kata Muhaimin.
Selain itu, MBG juga dinilai berpotensi menjadi ekosistem pemberdayaan masyarakat, termasuk petani, pelaku UMKM, dan pengusaha lokal yang terlibat dalam rantai produksi dan distribusi makanan.
"Kami akan terus berupaya memaksimalkan potensi pemberdayaan program MBG, sambil memastikan mutu dan keamanan pangan di dalam mata rantainya," tambahnya.
Muhaimin juga mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk ikut mengawal pelaksanaan MBG.
"Kami mengajak seluruh pemangku kepentingan, yakni pemerintah daerah, penyedia layanan, dunia usaha, hingga masyarakat untuk bersama menjaga kualitas dan keamanan serta meningkatkan manfaat MBG," tuturnya.
![]() |