Siswa Diduga Keracunan hingga 4 Sekolah Tolak MBG Bau di Jember

CNN Indonesia
Senin, 29 Sep 2025 07:43 WIB
Belasan siswa SD Negeri di Jenber keracunan setelah menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG). Ada 4 sekolah yang tolak menu MBG bau.
Ilustrasi. Siswa di Jember keracunan MBG. (ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)
Jakarta, CNN Indonesia --

Belasan siswa Sekolah Dasar Negeri Negeri (SDN) 05 Sidomekar, Kabupaten Jember, Jawa Timur diduga keracunan setelah menyantap menu program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolah setempat, Jumat (26/9).

"Kami mendapat laporan dari masyarakat tentang dugaan keracunan 16 siswa usai kegiatan MBG di SDN 05 Sidomekar di Kecamatan Semboro," kata Kapolsek Semboro Iptu Andrias Suryo Rubeda mengutip Antara, Senin (29/9).

Berdasarkan kronologi, yakni pukul 08.30 WIB, mobil yang mengantarkan MBG tiba di SDN 05 Desa Sidomekar dan pukul 10.00 WIB siswa menyantap makanan MBG. Namun, tiba-tiba siswa kelas 2, 5, dan 6 ada yang merasakan mual-mual serta tidak enak pada perut pada pukul 10.10 WIB.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pukul 10.20 WIB, bapak dan ibu guru membawa lima siswa yang keracunan tersebut ke Puskesmas Semboro untuk memeriksa kesehatan siswa yang mual-mual biasa tetap tinggal di sekolah," katanya.

Pada pukul 12.50 WIB, para guru dan orang tua siswa membawa pulang siswa dari Puskesmas Semboro ke rumah masing-masing.

"Muspika Kecamatan Semboro dan tim dari Puskesmas Semboro mendatangi Dapur MBG di Desa Rejoagung, Kecamatan Semboro untuk meminta klarifikasi ke kepala MBG," katanya.

Tim Puskesmas Semboro melaksanakan pengecekan dan penelitian terhadap sampel makanan yang didistribusikan saat itu dengan menu roti tawar, perkedel tempe, selada dan mentimun, keju, saos tomat, dan susu UHT.

"Kami sudah mendatangi tempat kejadian perkara, kemudian identifikasi petugas dari MBG, kepala mitra MBG maupun ahli gizi dan interview terhadap saksi-saksi, serta mengamankan sampel makanan guna dilakukan cek laboratorium," ujarnya.

Saat itu, menu MBG yang dibagikan kepada murid terdiri dari roti tawar, perkedel tempe, selada dan mentimun, keju, saus tomat, dan susu UHT.

Sementara itu, Danposramil Semboro, Peltu. Suryo Hadi, menyebutkan bahwa sampel makanan MBG yang diduga menyebabkan 16 siswa keracunan sudah diambil untuk dilakukan uji laboratorium.

"Sampel makanan sudah dibawa oleh petugas dari Dinas Kesehatan untuk dilakukan uji lab," ungkapnya.

Klaim bukan keracunan

Di sisi lain, Pengawas SD Kecamatan Semboro, Heni Trirahmawati, membantah jika kondisi yang dialami 16 siswa tersebut adalah keracunan setelah mengonsumsi MBG.

"Saya kira itu bukan keracunan. Sebab, tidak semua siswa mual, hanya di satu sekolah saja. Padahal, dari 22 lembaga yang ada di sini (Semboro), ada 18 lembaga yang sudah menerima MBG dan tidak ada masalah," tegasnya.

Kendati demikian, Heni menegaskan bahwa ke depan pihaknya akan memperketat pengawasan dengan melibatkan guru agar peristiwa serupa tidak terulang.

"Agar hal serupa tidak terulang, kami akan melakukan pengawasan lebih ketat lagi dan melibatkan guru-guru. Bila perlu, sebelum makanan diberikan kepada siswa, terlebih dahulu dicicipi guru," tandasnya.

Menu MBG Jember mendapat penolakan dari empat lembaga pendidikan di Kecamatan Patrang, yakni SD Negeri Bintoro 5, SD Bintoro 2, SMP Negeri 15, dan TK Dharma Wanita Bintoro 02. Ratusan siswa menolak mengonsumsi makanan yang dibagikan sekolah karena mencium aroma tidak sedap.

Guru SDN Bintoro 5, Nur Fadli, membenarkan penolakan tersebut. Menurutnya, para siswa menolak makan karena bau dari hidangan yang disajikan.

"Kemarin anak-anak tidak mau makan dari MBG, katanya bau. Kami pun langsung melakukan pengecekan," kata Fadli, mengutip detikcom, Sabtu (27/9).

Setelah diperiksa, para guru juga mencium aroma basi dari makanan itu dan segera mengamankannya.

"Memang tercium seperti basi. Karena kami tidak ingin terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, kami langsung mengamankan makanan tersebut," ujarnya.

Fadli menyebutkan, hanya di SDN Bintoro 5 saja terdapat 181 porsi makanan yang berhasil diamankan. Ia meminta agar Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) selaku pelaksana program bertanggung jawab.

"Tolong kepada ahli gizi ataupun yang menjalankan MBG untuk Patrang jangan main-main kalau makanan untuk anak-anak. Padahal, sudah basi ini tidak layak, bisa keracunan kalau dimakan," tegasnya.

Menanggapi hal ini, Penanggung Jawab SPPG TPA, Achmad Sudiyono, membantah bahwa makanan yang dibagikan dalam kondisi basi. Menurutnya, menu yang dipilih adalah spaghetti yang diolah menggunakan cuka, sehingga aromanya mungkin dianggap tidak sedap.

"Itu tidak basi. Namanya menu spaghetti, kami mengelolanya menggunakan cuka. Mungkin aroma cuka itu yang dianggap basi," bantahnya.

Baca berita lengkapnya di sini.

(tim/dal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER