Pasar Jaya Revitalisasi 153 Pasar, Jakarta Kian Menuju Kota Global
Perumda Pasar Jaya terus menggeber program revitalisasi dan modernisasi 153 pasar di Ibu Kota sebagai bagian dari upaya menjadikan Jakarta kota global.
Direktur Utama Pasar Jaya, Agus Himawan, menegaskan transformasi pasar merupakan langkah strategis untuk menguatkan daya saing kota.
Hal itu ia sampaikan dalam diskusi Balkoters Talk bertajuk "Transformasi Pasar di Kota Jakarta Menuju Kota Global" di Balai Kota, Jakarta Pusat.
"Perubahan signifikan terlihat pada perbaikan fisik, peningkatan fasilitas, hingga penguatan tata kelola," kata Agus, Rabu (24/9).
Hingga September 2025, Pasar Jaya telah melakukan pengecatan ulang di 67 pasar dengan warna korporasi baru, disertai perbaikan toilet, area parkir, taman, dan eskalator.
Revitalisasi juga ditempuh melalui tiga skema pembiayaan, yakni dana internal, Penyertaan Modal Daerah (PMD), serta kemitraan dengan swasta. Beberapa pasar yang masuk program ini antara lain Pasar Pramuka, Jembatan Besi, Senen Blok 6, dan Pasar Minggu.
Selain itu, kata dia, Pasar Jaya tengah membangun pusat pengolahan sampah mandiri di Pasar Induk Kramat Jati bekerja sama dengan PT LAPI ITB.
"Fasilitas ini ditargetkan rampung Mei 2026 dan mampu mengolah 95 persen sampah organik langsung di lokasi," ujarnya.
Dia melanjutkan, transformasi digital juga terus dikebut. Sistem pembayaran nontunai sudah berlaku di 57 pasar dan pengelolaan digital di 30 pasar.
"Tahun ini tambahan 30 pasar lagi masuk program digitalisasi. Pasar rakyat harus hadir sebagai ruang ekonomi sekaligus simbol kota modern, berdaya saing, dan ramah lingkungan," tambahnya.
Ia menuturkan, Pasar Jaya juga mengembangkan konsep hunian di atas pasar melalui Sertifikat Kepemilikan Bangunan Gedung (SKBG) 60 tahun.
Proyek pertama di Rusun Pasar Rumput kini terisi 85 persen, mayoritas dihuni milenial, ASN, dan pekerja swasta.
"Lima lokasi strategis lain, seperti Pasar Minggu dan Pasar Senen, disiapkan untuk pengembangan serupa," tuturnya.
Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekda DKI Jakarta, Suharini Eliawati, menegaskan peran vital pasar dalam perekonomian ibu kota.
Menurutnya, BPS mencatat kontribusi Jakarta terhadap PDB nasional mencapai 16,61 persen dengan pertumbuhan 5,18 persen, melampaui angka nasional.
"Pasar adalah nadi perekonomian Jakarta. Modernisasi tidak boleh menghapus nilai kerakyatan, justru harus memperkuatnya," ujar Suharini.
Ia menambahkan, Pemprov DKI Jakarta tengah menggarap pasar tematik, termasuk menjadikan Pasar Baru sebagai destinasi wisata budaya terintegrasi dengan kawasan heritage Jakarta Pusat. Menurutnya, tantangan terbesar saat ini persaingan dengan e-commerce.
"Revitalisasi harus diikuti tarif wajar dan kenyamanan konsumen, agar pasar tidak hanya megah tapi juga hidup," ucapnya.
(ory/ory)