Fadli Zon Pugar Situs Gunung Padang: Ini Piramida Asli Indonesia
Menteri Kebudayaan Fadli Zon membeberkan rencana restrukturisasi Situs Megalitikum Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat.
Dalam kunjungannya ke lokasi pada Rabu (8/10) terlihat hadir pula dua arkeolog asing asal Kanada.
Dalam kunjungannya Fadli membeberkan rencana pemerintah memunculkan bentuk asli situs megalitikum Gunung Padang yang mendekati kondisi pada masa lampau. Oleh karena itu, pemugaran dan penelitian oleh tim ahli dari berbagai bidang keilmuan akan terus dilakukan hingga tuntas.
Fadli menyebut, tahap awal penataan ulang akan dilakukan di bagian samping hingga teras lima dan empat, karena bagian tersebut rentan mengalami longsor atau pergeseran.
"Nanti dirapikan bagian samping yang rawan longsor. Penataan awal ini untuk memperkuat struktur punden berundak atau piramida asli Indonesia," katanya, Rabu (8/10) kemarin.
Ia menjelaskan, bebatuan yang bergeser dan tertutup tanah akan dibersihkan. Sehingga, sambung dia, nantinya akan terlihat jelas pondasi dari struktur bangunan tersebut. Setelah itu, restrukturisasi akan dilanjutkan ke teras utama lainnya.
"Kalau sekarang masih tertutup, tapi setelah ditata ulang dan dibersihkan, akan tampak jelas struktur bangunan ini," ucap politikus Gerindra tersebut.
Namun, lanjut dia, penataan ulang harus dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan musim serta kondisi cuaca. Pasalnya, Situs Megalitikum Gunung Padang berada di atas bukit yang rawan longsor.
"Iya, tapi karena ini berada di bukit, harus hati-hati. Lihat juga musimnya, jangan sampai dilakukan saat musim hujan," kata dia.
Ia berharap penelitian, pemugaran, hingga restrukturisasi Situs Gunung Padang dapat menghasilkan bentuk utuh Gunung Padang sebagai warisan piramida asli Indonesia.
Fadli menjelaskan penelitian dan pemugaran akan dilakukan secara berkesinambungan. Hasil dari pemugaran kali ini akan langsung diteliti untuk menjadi bahan dalam penelitian berikutnya.
"Seperti yang sudah disampaikan ketua tim arkeolog, ini akan berkesinambungan," kata dia di lokasi Gunung Padang, Rabu (8/10) kemarin seperti dikutip dari detikJabar.
Menurut dia, para ahli telah melakukan banyak kajian terkait Gunung Padang, bahkan di salah satu titik sudah dilakukan pemeriksaan hingga kedalaman tujuh meter.
"Hasil kajian ini nantinya dapat digunakan untuk mengetahui struktur asli bangunan sesuai dengan masa awalnya, sehingga dapat disusun kembali. Sebab yang terlihat saat ini sudah mengalami banyak kejadian, mulai dari longsor hingga pergeseran, sehingga banyak yang bergeser atau tertimbun," ujarnya.
Pernyataan peneliti asing
Dua perempuan arkeolog asal Kanada, Megan Gibson dan Christina, yang juga hadir dalam kunjungan Fadli itu mengaku cukup antusias melihat setiap penampilan budaya di malam bulan Purnama pada Selasa (7/10) malam hingga Rabu (8/10) dini hari tersebut.
Megan Gibson (37), arkeolog asal Kanada, mengaku awalnya dia tertarik dengan Situs Megalitikum Gunung Padang usai melihat acara TV yang mengulas soal situs tersebut. Hingga akhirnya dia dan Christina bertemu dengan Prof Danny Hilman dan Ketua Tim Pemugaran Gunung Padang, Ali Akbar.
"Pertama kali saya melihat episode tentang Gunung Padang, saya langsung tertarik. Karena ada sejarah masa lalu, tentang peradaban masa lalu sejak zaman es. Dan saya piker tempat ini dalam bagian darinya, sehingga banyak lapisan sejarah yang harus diteliti," kata dia, Rabu, seperti dikutip dari detikJabar.
Megan mengaku sedang mengajukan permohonan kepada pemerintah untuk bisa meneliti gunung pada selama sekitar satu bulan.
Sebelum izin tersebut terbit, dia bersama rekannya akan tinggal sementara dan menyaksikan proses pemugaran serta penelitian yang dilakukan Tim arkeolog Ali Akbar.
"Rencananya kami akan menginap selama tiga malam, apalagi informasinya akan ada penelitian lanjutan menggunakan alat untuk mengungkap struktur tersembunyi di bawah tanah. Kami tidak sabar untuk turut menyaksikannya. Setelah izin penelitian disetujui, maka kami juga akan melakukan penelitian," kata dia.
Baca berita lengkapnya di sini.
(kid/wis)