Presiden RI Prabowo Subianto menyebut kebijakan tarif oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sebagai wake-up call alias peringatan bagi Indonesia.
Prabowo mengatakan ia merespons itu dengan membuka pasar seluas-luasnya dan tidak bergantung hanya pada AS.
"Bagi kami, ini adalah sebuah wake-up call, jadi saya katakan kepada tim saya dan saya akan bicara dengan para pebisnis, kita harus lebih efisien, kita harus lebih berani, kita harus lebih tidak selalu bergantung pada pasar yang mudah, oh Amerika Serikat, Amerika Serikat," kata Prabowo pada sesi puncak Forbes Global CEO Conference 2025 bersama Chairman and Editor in Chief Forbes, Malcolm Stevenson Jr (Steve Forbes) di Hotel St Regis, Jakarta, Rabu (15/10) malam WIB.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Politisi Partai Gerindra ini juga mengatakan sekarang Indonesia menjalin kerjasama ekonomi dengan berbagai negara lain.
Salah satu kerjasama yakni, penandatanganan Indonesia-Uni Eropa Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) yang ditandatangani di Brussels, Belgia pertengahan Juli lalu.
Selain itu, ia juga mencontohkan kerjasama lainnya yakni CEPA dengan Kanada yang ditandatangani beberapa pekan lalu.
"Kami juga bergabung dengan OECD, kami telah meminta untuk bergabung, kami telah bergabung dengan BRICS, jadi kami yakin bahwa kami harus berada di semua pasar yang kami bisa," ucap Prabowo.
Perihal kebijakan tarif oleh Trump, Prabowo mengaku memahami sudut pandang Trump sebagai Presiden AS.
Ayah dari fashion designer Didiet Hediprasetyo ini mengungkapkan bahwa menghadapi kebijakan negara lain merupakan tugas dari setiap pemerintah untuk melindungi rakyatnya.
(mnf/wiw)