Ratusan Siswa Keracunan MBG, Wali Kota Jogja Minta SPPG Setop Operasi

kum | CNN Indonesia
Jumat, 17 Okt 2025 05:30 WIB
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, setop sementara operasional SPPG setelah dugaan keracunan makanan MBG.
Ratusan siswa SMAN 1 Yogyakarta diduga mengalami keracunan akibat menyantap hidangan Makan Bergizi Gratis (MBG). (CNN Indonesia/Tunggul)
Yogyakarta, CNN Indonesia --

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo menegaskan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Wirobrajan yang diduga memicu kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMAN 1 Yogyakarta harus dihentikan sementara operasionalnya mulai Jumat (17/10) ini.

"Oh ya (diberhentikan sementara), kalau itu kan memang suatu protap. Protapnya memang untuk diberhentikan sampai hasil evaluasinya nanti," kata Hasto usai meninjau SPPG Wirobrajan, Kamis (16/10) sore.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Evaluasi meliputi salah satunya meninjau hasil pemeriksaan laboratorium pada sampel makanan yang diduga memicu keracunan, yakni ayam saus barbeque. Proses pemeriksaan di Labkesda DIY memakan waktu sekitar satu hingga dua pekan.

Hasto bilang, dirinya juga telah meminta dinas pendidikan untuk mengondisikan sekolah-sekolah kelompok penerima manfaat MBG dari SPPG Wirobrajan untuk henti operasional sementara ini.

SPPG Wirobrajan, menurut Hasto, melayani MBG untuk total 3.444 siswa penerima manfaat dari 9 sekolah mulai jenjang SD sampai SMA di kota pelajar tersebut.

Meskipun demikain, dia mengatakan sejauh ini kasus keracunan makanan hanya terjadi di dua tempat saja yakni SMAN 1 Yogyakarta dan SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta.

"Saya cek ke dalam (dapur SPPG Wirobrajan) bagaimana cara nyuci piringnya bagus, bagaimana ruangannya juga kami cek ke dalam. Kalau sarana sepertinya sudah sesuai standar, karena dilakukan assesment juga sebelum operasional," jelas Hasto.

"Tadi dari diskusi memang ada menu-menu baru yang dibuat, termasuk ayam yang dibuat kemarin itu menu baru. Tetapi, kita tetap harus menunggu bukti kultur apakah dari kontaminasi bakteri atau karena yang lain," sambungnya.

Dugaan pemicu keracunan

Saat meninjau SMAN 1 Yogyakarta, Hasto mendapatkan informasi hidangan MBG yang diduga memicu keracunan didistribusikan ke sekolah itu sebanyak 922 pack, Rabu (15/10) kemarin. Waktu konsumsinya sekitar pukul 11.20 WIB.

Sedangkan gejala keracunan yang dialami siswa baru muncul pada Kamis (16/10) dini hari sekitar pukul 01.00 WIB.

"Sehingga, jaraknya hampir 12-13 jam dari waktu makan sampai dengan sakit perut. Setelah itu paginya yang sakitnya agak serius sebanyak 32 anak itu tidak masuk sekolah," kata eks Kepala BKKBN itu ditemui SMAN 1 Yogyakarta.

Dari analisa Hasto yang memiliki latar belakang dokter kandungan ini menduga, keracunan para siswa ini ditimbulkan dari paparan bakteri pada pangan.

"Kalau itu sebab dari makanan, kalau itu ada toxic yang sifatnya nonbacterial, biasanya itu cepat. Kalau sekarang itu makan, selang berapa menit atau beberapa jam muntah-muntah. Tapi kalau ini jaraknya 12 hampir 13 jam, dugaan saya kalau ada hubungannya maka itu bacterial karena itu butuh 13 jam (untuk bereaksi)," pungkasnya.

Sebelumnya, sebanyak 426 siswa SMAN 1 Yogyakarta mengalami sakit perut hingga diare diduga imbas MBG yang mereka konsumsi pada Rabu siang.

Kepala SMAN 1 Yogyakarta, Ngadiya menyebut SPPG Wirobrajan mengaku lalai karena waktu antara pengolahan dan penyajian makanan jaraknya terlalu lama. Menu yang disinyalir memicu dugaan keracunan ini adalah ayam saus barbeque.

Sementara di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta dilaporkan sebanyak 65 siswa mengalami gejala serupa.

Rinciannya, siswa kelas X sebanyak 12 anak; kelas XI sebanyak 25 siswa; dan kelas XII ada 28 siswa. Kepala SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta, Darmansyah namun memastikan semua siswa itu hari ini berangkat sekolah.

Pihaknya baru mendata para siswanya ini setelah mendapat kabar kasus dugaan keracunan di SMAN 1 Yogyakarta, mengingat MBG mereka sama-sama didistribusikan oleh SPPG Wirobrajan.

Darmansyah bilang para siswanya juga mendapat ayam saus barbeque atau menu yang disinyalir memicu dugaan keracunan di SMAN 1 Yogyakarta. Bedanya, MBG di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta disantap pukul 08.30 WIB, sementara SMAN 1 Yogyakarta pukul 11.45 WIB.

Kendati, Darmansyah tak mau langsung menyimpulkan bahwa apa yang dialami siswanya ini adalah kasus keracunan MBG. Dia berpendapat kepastian baru bisa diperoleh melalui uji laboratorium pada sampel makanan.

Pasalnya, beberapa anak lain dari Kelas Khusus Olahraga (KKO) di sekolahnya bahkan sampai menyantap hidangan milik rekan sekelasnya dan tidak terjadi reaksi apapun hari ini.

"Kemarin itu ada anak KKO habis latihan mereka langsung ke dapur kita, itu langsung yang tidak mau makan, itu mereka yang menghabiskan. Ada yang tiga ompreng satu anak itu tidak apa-apa," ujarnya.

"Saya nggak berani mengatakan itu ya (terjadi keracunan), artinya karena kita secara lab kita nggak ngecek, entah dari situ atau bukan, maka saya nggak mengatakan (gejala yang dialami) itu dari MBG," sambungnya.

(kid/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER