Kepala BGN: Secara Kumulatif Stunting Terbesar Ada di Jawa

CNN Indonesia
Senin, 20 Okt 2025 15:23 WIB
Ilustrasi. Kepala BGN Dadan Hindayana menyebut secara kumulatif angka stunting atau kekurangan gizi pada anak dengan jumlah terbesar berada di pulau Jawa. (ANTARA FOTO/ANDRI SAPUTRA)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengungkap fakta yang menyebut secara kumulatif angka stunting atau kekurangan gizi pada anak dengan jumlah terbesar berada di pulau Jawa.

Dadan tak menampik angka stunting tertinggi secara persentase ada di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Namun, secara kumulatif, katanya, jumlah tertinggi berada di Jawa.

"Kita tahu misalnya, stunting tertinggi ada di wilayah 3T. Tapi secara kumulatif itu ada di daerah Jawa," kata Dadan di program setahun Prabowo-Gibran CNN Indonesia, Senin (20/10).

Dia mencontohkan misalnya, angka stunting di Jawa Barat mencapai hampir satu juta anak. Begitu pula di Jawa Tengah, maupun Jawa Timur, yang secara total angkanya hampir dua juta.

Menurut Dadan, jumlah itu jauh di atas angka stunting di wilayah 3 T. Sebab, lanjut dia, hampir 80 persen anak di Indonesia tinggal di wilayah aglomerasi atau sub urban.

"Jadi sudah jauh melebihi populasi dari anak-anak di sana [3T]. Tapi bukan kita abaikan, karena SPPG terpencil sedang kita buat," kata dia.

Oleh karenanya, lanjut Dadan, pemerintah saat ini fokus pada intervensi penambahan jumlah penerima manfaat MBG. Pada 2025, dari target 17 juta, angkanya naik menjadi 82 juta.

Namun di samping itu, pemerintah juga tetap fokus untuk menambah jumlah SPPG di wilayah 3T, yang angkanya mencapai 4.700. Meski jumlah itu hanya melayani 10 juta penerima manfaat.

"Yang 70 juta ada di wilayah aglomerasi, ada di wilayah sub urban, di mana, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur. Di mana, rata-rata pendidikan orang tuanya Jawa Barat 8,8 tahun, Jawa Tengah 8,1 juta, dan Jawa Timur 8,11 tahun," kata Dadan.

"Jadi artinya, anak-anak ini lahir dari orang tua yang pendidikannya lulusan SD. Inilah tujuan intervensi kita yang pertama," imbuhnya.

(thr/isn)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK