YLBHI Kritik Penegakan Hukum terkait Aksi Demo Agustus

CNN Indonesia
Sabtu, 25 Okt 2025 19:35 WIB
Ketua Umum YLBHI Muhamad Isnur mengkritik penegakkan hukum terkait aksi demonstrasi pada Agustus lalu.
YLBHI kritik penegakan hukum terkait demo Agustus. (CNN Indonesia/Adi Maulana Ibrahim)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua Umum Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Muhamad Isnur mengkritik penegakan hukum terkait aksi demonstrasi pada Agustus lalu.

Isnur berkaca dari kasus baru-baru ini soal gelombang demo 25-31 Agustus yang berujung ricuh dan menewaskan 10 korban jiwa. Menurut Isnur, hukum hingga saat ini tak bisa mengungkap aktor di balik kerusuhan tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Agustus kemarin, chaos terjadi, kerusuhan terjadi, pembakaran terjadi, perusakan terjadi. Kita melihat bagaimana hukum, tidak berhasil mengungkap siapa aktor atau siapa pelaku sesungguhnya," kata Isnur dalam diskusi evaluasi setahun Prabowo-Gibran di kanal YouTube Aktual Forum, Sabtu (25/10).

Padahal, kata dia, media mengungkap kerusuhan selama gelombang demo tersebut turut melibatkan oknum-oknum tentara. Namun, hingga saat ini fakta itu tak pernah terungkap.

Aparat penegak hukum atau kepolisian, lanjut Isnur, justru menangkapi para aktivis yang dituduh sebagai pelaku kerusuhan dan penghasut.

"Tapi sekarang gimana kabarnya, kok enggak keungkap. Malah sekarang yang ditangkapi adalah aktivis, dituduh sebagai penghasut. Jadi kita melihat bagaimana hukum dipakai untuk menyembunyikan atau memberikan topeng kepada para pelaku kejahatan, dan kita curiga aktor-aktor state di situ bermain," kata dia.

Menurut dia, langkah aparat penegak hukum telah mengkambinghitamkan para aktivis. Padahal, mereka yang selama ini terus berbicara soal kebebasan berekspresi, HAM, hingga pendampingan hukum.

"Nah kita situasinya pada tahun ini, menyimpulkan, kekhawatiran dulu teman-teman masyarakat sipil kalau pemerintahan Prabowo terpilih, itu bagaimana, itu terbukti," katanya.

"Prediksi masyarakat sipil, prediksi lembaga-lembaga yang bekerja di hak asasi manusia, isu hukum, terbukti prediksinya, pemerintahan Prabowo tidak rapih, tidak baik," imbuh Isnur.

Sebanyak 10 orang menjadi korban tewas selama rangkaian demonstrasi di pekan terakhir bulan Agustus 2025.

Berdasarkan informasi yang disampaikan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), beberapa korban tewas diduga meninggal karena mendapat kekerasan dan penyiksaan oleh aparat.

Korban tewas tersebar di banyak wilayah. Mereka ialah Affan Kurniawan, Jakarta; Sarina Wati, Makassar; Saiful Akbar, Makassar; Muhammad Akbar Basri, Makassar; Rusdamdiansyah, Makassar.

Kemudian Sumari, Solo; Rheza Sendy Pratama, Yogyakarta; Andika Lutfi Falah, Jakarta; Iko Juliant Junior, Semarang; dan Septinus Sesa, Manokwari.

Sementara, Mabes Polri mencatat 959 orang telah ditetapkan sebagai tersangka buntut demo. Dari jumlah tersangka itu sebanyak 664 orang dewasa dan 295 di antaranya berstatus anak yang berhadapan dengan hukum (ABH).

(thr/bac)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER