Gunung Semeru Erupsi 119 Kali dalam 24 Jam Terakhir

CNN Indonesia
Senin, 27 Okt 2025 18:25 WIB
Aktivitas Gunung Semeru meningkat dengan 119 letusan dalam 24 jam. Masyarakat diimbau waspada dan tidak beraktivitas di area berbahaya sekitar gunung.
Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
Surabaya, CNN Indonesia --

Aktivitas vulkanik Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kembali meningkat. Dalam periode pengamatan 24 jam terakhir, Gunung Semeru tercatat mengalami 119 kali letusan.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Sigit Rian Alfian, mengungkapkan bahwa aktivitas erupsi terjadi selama periode Minggu (26/10) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB.

"Tercatat 119 kali gempa letusan atau erupsi dengan amplitudo 10-23 mm dan durasi 58-167 detik," kata Sigit dalam keterangannya, Senin (27/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain letusan utama, gunung api tertinggi Jawa itu juga menunjukkan tanda-tanda instabilitas di lereng dan kawahnya. Aktivitas guguran dan embusan terekam dengan frekuensi cukup tinggi.

"Ada tujuh kali gempa guguran dengan amplitudo 2-6 mm dan lama gempa 47-75 detik, serta 24 kali gempa embusan dengan amplitudo 3-8 mm dan durasi 24-71 detik," lanjutnya.

Tak hanya aktivitas vulkanik dangkal, getaran akibat gempa tektonik jauh juga terpantau, yang menandakan adanya pengaruh pergerakan di sekitar wilayah Semeru.

"Tercatat enam kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 6-25 mm, S-P 12-51 detik, dan lama gempa 33-131 detik," jelas Sigit.

Dari hasil pemantauan visual, puncak Gunung Semeru masih tampak aktif mengeluarkan asap berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tipis hingga sedang, yang membumbung tinggi antara 100-300 meter dari kawah.

"Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut 0-II. Teramati asap kawah utama berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis hingga sedang tinggi sekitar 100-300 meter dari puncak," katanya.

Kondisi cuaca di sekitar gunung dilaporkan cerah hingga mendung dengan arah angin dominan ke selatan dan barat daya, yang berpotensi membawa abu vulkanik ke wilayah sekitar.

Dalam keterangannya, Sigit mengimbau masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara, terutama di sepanjang Besuk Kobokan, karena area tersebut merupakan jalur utama aliran awan panas dan lahar.

"Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak. Di luar jarak tersebut, warga juga dilarang beraktivitas pada radius 500 meter dari tepi sungai karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak," tegasnya.

Selain itu, radius 2,5 kilometer dari puncak Gunung Semeru juga dinyatakan sebagai zona berbahaya, mengingat potensi lontaran batu pijar dan material vulkanik masih tinggi.

"Wilayah itu rawan terhadap lontaran batu pijar," ujar Sigit.

Sigit juga menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak gunung, terutama di Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat.

"Kami juga mengingatkan agar tetap waspada terhadap potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak dari Besuk Kobokan," katanya.

(wis/wis)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER