Projo Ternyata Bukan Singkatan dari Pro Jokowi, Ini Penjelasannya

CNN Indonesia
Senin, 03 Nov 2025 08:40 WIB
Jokowi saat berdialog dengan massa relawan. Agus Suparto/Fotografer Pribadi Jokowi
Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi menegaskan organisasi relawan yang pernah menjadi pendukung utama Joko Widodo (Jokowi) itu bukan singkatan dari "pro Jokowi".

Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam pembukaan Kongres III Projo di Jakarta, Sabtu (1/11).

"Memang enggak ada singkatan. Teman-teman media saja yang menyingkat Projo sebagai 'pro Jokowi' karena gampang diucapkan," ucapnya.

Menurutnya, kata Projo berasal dari bahasa Sanskerta artinya 'negeri' dan dalam Jawa Kawi yang berarti 'rakyat'.

"Jadi kaum Projo adalah kaum yang mencintai negara dan rakyatnya," jelasnya.

Budi Arie mengatakan, pihaknya akan melakukan transformasi besar, termasuk mengubah logo Projo yang selama ini menampilkan siluet wajah Jokowi. Perubahan itu disebut sebagai bagian dari upaya memperkuat dukungan terhadap agenda politik Presiden Prabowo Subianto.

"Kita akan memperkuat dan mendukung agenda-agenda politik Presiden Prabowo. Dalam rangka itu, Projo akan melakukan transformasi organisasi, salah satunya kemungkinan mengubah logo," ujar Budi Arie.

"Logo Projo akan kita ubah supaya tidak terkesan kultus individu," katanya.

Budi Arie juga menyebut bahwa Jokowi telah menyetujui rencana transformasi tersebut. Ia menilai Projo perlu menyesuaikan diri dengan dinamika politik baru setelah mengawal pemerintahan Jokowi selama dua periode.

"[Jokowi] sepakat. Tugas Projo dulu sudah mengawal pemerintahan Pak Jokowi, dan kini kita menghadapi tantangan baru. Tantangan global tidak mudah, maka persatuan nasional menjadi penting," ujar mantan Menteri Koperasi Indonesia itu.

Kembali pimpin Projo hingga 2030

Kongres III Projo yang digelar pada 1-2 November 2025 di Jakarta, menetapkan Budi Arie Setiadi kembali menjadi ketua umum untuk periode 2025-2030. 

"Hasil kesepakatan bersama atau aklamasi seluruh peserta seluruh kongres Projo ke-3 memutuskan, menetapkan Budi Arie Setiadi sebagai Ketum DPP Projo periode 2025 sampai 2030 dan sebagai ketua formatur mengatur kepengurusan DPP Projo," kata pimpinan sidang Freddy Damanik.

Projo merupakan kelompok relawan pendukung Presiden ke-7 RI Jokowi sejak Pilpres 2014 dan Pilpres 2019.

Selama 10 pemerintahan Jokowi, Budi Arie menduduki sejumlah posisi kabinet, mulai dari Menteri Desa hingga Menteri Komunikasi dan Informatika (sekarang Menkomdigo).

Dia lalu mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024 dan menduduki posisi Menteri Koperasi, namun belakangan dia sudah resmi diberhentikan.

Dalam Kongres teranyar, Budi Arie mengajak para anggotanya mendukung program-program pada pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Dalam pidatonya di depan peserta kongres, Budi Arie menyerukan agar relawan Projo memperkuat partai politik yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto guna mendukung seluruh agenda pemerintahannya.

"Kita berharap bisa memperkuat agenda politik Pak Prabowo agar kepemimpinan beliau lebih kuat dan solid. Karena itu, kita akan memperkuat seluruh agenda politik Presiden dengan memperkuat partai politik pimpinan Presiden," kata Budi Arie.

Ia juga mengisyaratkan kemungkinan dirinya akan bergabung dengan partai politik, meski belum menyebut secara resmi.

"Mohon izin jika suatu saat saya berpartai, teman-teman Projo bisa memahaminya. Enggak usah ditanya partainya apa," ujarnya.

Namun saat ditemui usai pembukaan kongres, Budi Arie akhirnya menyebut partai yang dimaksud.

"Iyalah, pasti Gerindra. Nanti kita tunggu dinamika di kongres ketiga ini," tuturnya.

(antara/thr/isn)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK