RS Islam Cempaka Putih Bantah Isu Tolak Repan Baduy Korban Begal

CNN Indonesia
Rabu, 12 Nov 2025 08:02 WIB
RS Islam Jakarta menegaskan tidak menolak Repan, warga Baduy yang terluka bacokan usai menjadi korban begal di Jakarta Pusat.
RSIJ Cempaka Putih membantah menolak merawat Repan, warga Baduy yang menjadi korban begal di Jakarta. (Foto: ANTARA FOTO/MUHAMMAD BAGUS KHOIRUNAS)
Jakarta, CNN Indonesia --

Rumah Sakit Islam Jakarta (RSIJ) Cempaka Putih menegaskan tidak pernah menolak pasien dari kalangan manapun, termasuk warga Baduy bernama Repan yang baru-baru ini diberitakan sempat ditolak rumah sakit ketika hendak berobat usai menjadi korban begal.

Bantahan tersebut disampaikan langsung Direktur Utama RSIJ Cempaka Putih Dr. Pradono Handojo di Jakarta, Selasa (11/11),  setelah beredar kabar di media sosial yang menuding RSIJ menolak merawat Repan. 

"Tadi pagi dikonfirmasi oleh Ibu Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ibu Ani Rustiwati Dikatakan bahwa mereka telah melakukan investigasi dan confirm bahwa pasien itu bukan merupakan pasien dari Rumah Sakit Islam Cempaka Putih," ujar Pradono di RSIJ Cempaka Putih.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menambahkan bahwa pihak rumah sakit tidak pernah menolak pasien dari daerah manapun. 

"Alhamdulillah, kami ingin mengatakan bahwa kami tidak pernah menolak pasien punya KTP atau tidak punya KTP. Dari Jakarta Atau dari Tangerang, atau dari Depok Atau dari Bekasi, atau dari tempat yang lain," tambahnya.

Ia menyebut RSIJ Cempaka Putih sejak awal berdiri didirikan untuk melayani masyarakat menengah ke bawah.

"Rumah Sakit ini sejak dahulu dan awal didirikan sebetulnya untuk kepentingan kaum dhuafa. Beda dengan rumah sakit yang laba setiap tahun ada deviden yang harus disetorkan kepada pemegang saham."

Pradono menegaskan rumah sakit yang dipimpinnya bersifat nirlaba. Selama lima tahun terakhir, kelebihan dana operasional tidak disetorkan kepada pemegang saham, melainkan digunakan untuk pembelian alat medis, peningkatan kesejahteraan karyawan, serta bantuan bagi pasien yang tidak memiliki dokumen kependudukan.

"Saya sudah 5 tahun di sini, setiap akhir tahun kalau ada surplus, saya tidak pernah diminta untuk menyetorkan kepada pemegang saham. Sebagian dana itu dipakai untuk membeli peralatan baru, sebagian untuk kesejahteraan karyawan dan sebagian untuk dana sosial termasuk untuk orang-orang yang tidak punya dokumentasi."

Sebelumnya, seorang warga Baduy Dalam bernama Repan menjadi korban begal di daerah Rawasari, Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat (Jakpus).

Ia terluka di bagian tangan kiri setelah menangkis serangan celurit dari pelaku begal. Repan kehilangan 10 botol madu dagangannya dan uang Rp3 juta.

Repan kemudian mencari rumah sakit terdekat untuk pertolongan luka di tangan kirinya, namun petugas di rumah sakit tersebut malah menanyakan KTP dan dokumen pribadinya.

Diminta kartu identitasnya, Repan tak bisa menunjukkan karena masih berusia 16 tahun. Petugas kemudian menyarankan Repan untuk mendatangi rumah sakit lain yang disebut berjarak tak jauh dari lokasi.

Repan sempat mengikuti instruksi tersebut, tapi memutuskan kembali lantaran tak mengetahui persis lokasi rumah sakit yang dimaksud sang petugas. Saat kedatangan kedua itu petugas rumah sakit baru membalut luka di tangan kiri Repan dengan kain kassa untuk menyerap darah.

Kasi Humas Polres Metro Jakarta Pusat Iptu Ruslan Basuki menerangkan korban telah melaporkan peristiwa tersebut kepada pihak berwajib ke Polsek Cempaka Putih pada Minggu (2/11).

"Hari Minggu tanggal 2 November 2025 korban sudah membuat LP (laporan polisi)," ujar Ruslan saat dikonfirmasi, Selasa (4/11).

Hingga hari ini, Rabu (12/11), pelaku begal terhadap Repan belum tertangkap.

(tas/wis)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER