Dalam dua pekan terakhir, tiga inisiatif berbasis komunitas-mulai dari edukasi pengelolaan sampah organik, peningkatan fasilitas daur ulang plastik, hingga wirausaha muda-menjadi sorotan karena dinilai mampu mendukung visi Jember Hijau dan Sejahtera serta target Zero Waste 2029.
ECO Reng Tegalgede Jadi Model Edukasi Pengelolaan Sampah Organik
Kelurahan Tegalgede, Kecamatan Sumbersari, menjadi titik penting gerakan lingkungan setelah Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Info Reng Tegalgede menggelar kegiatan Sabtu Kreatif bertema pengelolaan sampah organik berbasis maggot pada 1 November 2025.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Acara yang diikuti 50 peserta KIM se-Jember itu dibuka Lurah Tegalgede, Shierley Aisyah, dan digagas bersama Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Jember.
Bidang Pengelolaan dan Akses Informasi KIM Tegalgede, Arief Nur Hartanto, memaparkan pemanfaatan larva Black Soldier Fly (BSF) untuk mengolah sampah rumah tangga.
"ECO Reng Tegalgede mengajak warga menjadi mitra pengelola maggot. Sampah berkurang, lingkungan lebih sehat, dan ekonomi rumah tangga ikut terbantu," ujarnya.
Perwakilan Kominfo Jember, Nasyihen Ainun Najjimmi, menambahkan bahwa KIM kini berperan sebagai pelaku inovasi sosial, bukan sekadar penyebar informasi.
"KIM harus menjadi motor perubahan yang menggerakkan masyarakat untuk mandiri dan adaptif terhadap isu lingkungan," tegasnya.
Lurah Shierley Aisyah juga mengapresiasi program ini sebagai wujud nyata kolaborasi masyarakat dan pemerintah dalam merealisasikan visi Asta Cita Jember Hijau dan Sejahtera.
"Inovasi seperti ini perlu didukung karena mampu menghadirkan solusi lokal yang berkelanjutan."
Program ECO Reng Tegalgede diharapkan menjadi model edukasi dan pemberdayaan lingkungan yang memperkuat ketahanan pangan sekaligus memperluas gerakan hijau di tingkat kelurahan, dengan dampak langsung pada kesehatan masyarakat dan peningkatan pendapatan rumah tangga melalui pemanfaatan hasil olahan sampah.
TPS 3R Jember Dipilih Jadi Pilot Project Pengelolaan Sampah DLH
Inovasi daur ulang plastik juga mendapat perhatian setelah Tempat Pengelolaan Sampah 3R (TPS 3R) di salah satu titik di Jember merampungkan renovasi fasilitas pada 10 November 2025.
Renovasi ini menjadi bagian dari persiapan penetapan TPS 3R sebagai pilot project Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jember untuk pengelolaan sampah berbasis masyarakat.
Perayaan tasyakuran dihadiri perwakilan DLH, tokoh masyarakat, relawan, dan pengurus TPS 3R. Fasilitas yang lebih bersih dan tertata kini dilengkapi inovasi paving block berbahan plastik daur ulang, hasil produksi internal TPS.
Kepala DLH Kabupaten Jember, Suprihandoko menyampaikan apresiasi atas kinerja pengelola karena inovasi yang dilakukan luar biasa. Bukan hanya mengurangi timbunan sampah plastik, inovasi ini juga menghasilkan produk bermanfaat bagi pembangunan lingkungan.
"TPS 3R ini layak menjadi pilot project DLH Jember dan contoh bagi wilayah lain," ujarnya.
Evaluasi kinerja yang dilakukan pada kesempatan itu mencakup efektivitas pengelolaan sampah, kolaborasi dengan masyarakat, dan inovasi teknologi daur ulang, dengan hasil menunjukkan peningkatan signifikan dalam pengumpulan, pemilahan sampah, serta kesadaran warga untuk memilah dari sumber.
Perwakilan pengurus TPS 3R menyatakan rasa syukur dan semangat baru. "Kami bangga bisa berinovasi dari sampah menjadi sesuatu yang berguna. Ini langkah kecil untuk mendukung Jember menuju Zero Waste 2029," ujarnya.
Dengan dukungan penuh DLH, inisiatif ini diharapkan menjadi model percontohan yang inspiratif, memperkuat komitmen bersama untuk Jember yang bersih, hijau, dan berdaya guna.
Gen Z Sumberpinang Ubah Ilmu Kuliah Menjadi Usaha Kuliner Sukses
Di sektor ekonomi, wirausaha muda dari Dusun Jeding, Desa Sumberpinang, Kecamatan Pakusari, mencuri perhatian. Sejak 2021, Hendra dan istrinya mengembangkan usaha tahu goreng rumahan yang kini mempekerjakan 12 orang, sebagian besar warga sekitar.
Berbekal ilmu marketing dari jurusan Ekspor Impor di Malang, Hendra memanfaatkan observasi pasar dan inovasi rasa untuk menghadirkan tahu goreng gurih dan renyah yang diminati konsumen.
"Kami merintis dari awal berbekalkan ilmu marketing yang saya pelajari di masa kuliah. Dari situ kami belajar memahami pasar dan mengembangkan produk agar bisa diterima masyarakat," ungkap Hendra saat ditemui di lokasi produksinya.
Produk dijual dengan harga Rp2.000 hingga Rp5.000 per bungkus, didistribusikan menggunakan motor dan pick-up pribadi ke wilayah seperti Kecamatan Pakem, Mangli, Pasar Tanjung, serta daerah lain di Jember, dengan banyak pelanggan datang langsung ke produksi.
Pemerintah Kecamatan Pakusari mengapresiasi semangat ini sebagai kontribusi nyata bagi perekonomian lokal.
Kehadiran UMKM seperti ini membuktikan peran besar generasi muda dalam kemajuan desa, sekaligus menjadi teladan bahwa kerja keras, kreativitas, dan keberanian memulai usaha dapat membawa manfaat luas. Pemerintah setempat terus mendorong dukungan terhadap produk lokal sebagai bagian dari penguatan ekonomi kerakyatan.
Sinergi Tiga Inisiatif Menuju Jember Hijau dan Sejahtera
Inisiatif-inisiatif di Tegalgede, TPS 3R, dan Sumberpinang ini saling melengkapi, menunjukkan bagaimana inovasi masyarakat dapat mengintegrasikan pengelolaan lingkungan dengan pemberdayaan ekonomi.
Dari pengurangan sampah hingga penciptaan lapangan kerja, langkah-langkah ini mendukung visi Asta Cita Jember Hijau dan Sejahtera, serta target Zero Waste 2029.
Ke depan, kolaborasi yang lebih luas antara pemerintah, komunitas, dan pelaku usaha diharapkan memperluas dampaknya, menciptakan model replikasi yang mandiri dan adaptif bagi seluruh kabupaten.
(inh)