Cerita Usaha Tempe Dapur Kecil Kini Layani MBG dan Ekspor ke-12 Negara
Direktur PT Azaki Food Internasional Cucup Ruhiat mengungkapkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) memberikan manfaat ekonomi bagi UMKM penyuplai bahan baku hingga para petani sebagai produsen utama.
Ia mengungkapkan perusahaan eksportir tempenya kini telah memasok produk protein itu ke 12 negara di Asia dan Eropa. Selain ekspor, Cucup juga memasok tempe untuk ratusan dapur MBG di 15 kota.
"Satu rumah produksi kami bisa menyuplai lima hingga 15 dapur MBG," ungkap Cucup dalam keterangan tertulis pada Selasa (18/11).
"Petani kedelai semakin hidup, produsen tempe berkembang, tenaga kerja lokal terserap, dan industri pengolahan pangan masuk dalam orbit kebijakan nasional," tambahnya.
Cucup mengungkapkan usaha kecilnya kini bisa mendunia. Terbaru, ia menandatangani nota kesepahaman perdagangan dengan perusahaan asal Arab Saudi dan Chile.
Salah satu poin kerja sama itu adalah pengiriman tiga kontainer tempe beku per bulan ke Jeddah, Arab Saudi, serta 12 kontainer per tahun ke Chile.
"Saya enggak pernah menyangka bisa ekspor," ujarnya.
Menurut Cucup, kesuksesan mengangkat dapur kecilnya ke panggung global bukan hanya berkat ketekunannya, tetapi juga dukungan pemerintah, masyarakat, dan pasar.
Perjalanan bisnis Cucup dimulai pada 2005 bersama sang kakak. Ia mengajak para perajin tempe membenahi manajemen dan meningkatkan kualitas produk agar omzet bisa tumbuh. Ia sempat memperluas pasar Azaki ke Kalimantan, namun usahanya stagnan selama hampir satu dekade.
Titik balik itu datang pada 2016. Cucup memutuskan belajar kembali dari nol tentang tempe, manajemen produksi, dan standar industri.
Ia melengkapi berbagai dokumen perizinan seperti sertifikat halal dan sertifikat keamanan pangan BPOM. Ia bahkan mencoba membuat keripik tempe, namun produk itu kurang diterima pasar.
Cucup memperluas jaringan, belajar kepada produsen tahu modern, Rumah Tempe Indonesia, hingga berguru kepada ahli tempe, Made Astawan.
Kesempatan besar datang saat pandemi Covid-19 melanda. Saat banyak bisnis terpukul, proses perizinan justru beralih ke sistem digital, memudahkan pengurusan dokumen yang sebelumnya rumit.
"Pandemi justru membuat semuanya lebih mudah karena semuanya online. Saya sangat terbantu," kata Cucup.
Sejak itu, produksi tempe Azaki terus melonjak karena tingginya permintaan, termasuk dari perusahaan-perusahaan luar negeri. UMKM seperti Azaki yang dulu hanya mengandalkan dapur kecil akhirnya menjelma menjadi pemain global.
Permintaan tempe untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) juga ikut mendongkrak pendapatan Cucup. Azaki kini memasok tempe sebagai sumber protein nabati untuk ratusan dapur MBG di lebih dari 15 kota di Tanah Air.
"Satu rumah produksi kami bisa menyuplai lima hingga 15 dapur MBG," ungkap Cucup.
Karena itu, Cucup menilai MBG membuka rantai nilai baru, yakni petani kedelai semakin hidup, produsen tempe berkembang, tenaga kerja lokal terserap, dan industri pengolahan pangan makin masuk dalam orbit kebijakan nasional.
(chri)