Kepala Badan Geologi M Wafid mengatakan potensi letusan besar Gunung Semeru di Jawa Timur (Jatim) masih fluktuatif.
Hal ini terlihat dari aktivitas gunung api yang mengalami kenaikan pada level IV Awas usai erupsi besar yang terjadi pada Rabu (19/11) kemarin.
Untuk itu, Wafid menjelaskan pihaknya terus memantau dan mengevaluasi setiap 6 jam baik dari kolom-kolom abu yang terlontar maupun guguran lava hingga beberapa alat instrumental lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kalau dilihat dari aktivitas, sepertinya masih mungkin fluktuatif ada. Tetapi sebagaimana tadi kami sampaikan, bahwa pada aktivitas gunung api pada Level IV, ini setiap 6 jam kami evaluasi," katanya dalam konferensi pers yang dipantau secara daring, Kamis (20/11) pagi.
"Jadi kami terus pantau perkembangan, baik dari, apa, kolom-kolom abu yang terlontarkan maupun guguran lava yang teramati, gempa-gempa dan seismik yang kami amati, tiltmeter dan GPS, dan juga beberapa alat-alat instrumental yang kami sampaikan, kami amati dan kami update," sambungnya.
Wafid menambahkan menurut pengamatan baik secara visual maupun instrumental, letusan saat ini terjadi 10 kali dengan tinggi asap sekitar 200 hingga 600 meter dari puncak kawah.
Sementara, pada Rabu kemarin, tinggi asap tertinggi mencapai 2000 meter.
"Kalau dari pengamatan secara visual maupun dari instrumental, dapat kami sampaikan bahwa letusan yang teramati yang saat ini itu terjadi sepuluh kali dengan tinggi asap kurang lebih 200 sampai 600 meter. Kemudian kalau kita melihat yang tanggal 19 kemarin, yang tertinggi itu kan sampai 2000 meter," kata Wafid.
Pada kesempatan itu, dia mengimbau kepada masyarakat maupun pengunjung tidak melakukan aktivitas apapun di Sektor Tenggara sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 20 km dari puncak (pusat erupsi).
"Bahwa masyarakat, pengunjung, wisatawan tidak melakukan aktivitas apapun di sektor Tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 2 km dari puncak atau dari pusat erupsi Gunung Semeru," ujar Wafid.
Ia menambahkan adapun masyarakat tidak dapat melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan.
"Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai atau buffer sungai, sempadan sungai di sepanjang Besuk Kobokan," tambahnya.
Sebelumnya, Gunung Semeru mengalami erupsi pada Rabu siang hingga sore kemarin.
Erupsi itu terjadi dari pukul 14.13 WIB hingga 18.11 WIB. Erupsi ini menghasilkan luncuran awan panas sejauh lebih dari 13 km yang mengarah ke Tenggara Selatan (Besuk Kobokan).
Meskipun aktivitas getaran banjir sudah tidak terekam pada pukul 19.56 WIB, Tingkat Aktivitas Gunung Semeru saat ini ditetapkan pada Level IV atau Awas.