Tekan Ketimpangan, Ekonom Dorong MBG Libatkan Lebih Banyak UMKM

BGN | CNN Indonesia
Jumat, 21 Nov 2025 12:16 WIB
Ilustrasi. (Foto: CNN Indonesia/Adi Ibrahim)
Jakarta, CNN Indonesia --

Program Makan Bergizi Sehat (MBG) besutan Presiden Prabowo Subianto dinilai tepat untuk mengatasi ketimpangan pendapatan penduduk Indonesia yang tergolong tinggi. Dalam hal ini, dibutuhkan upaya lebih untuk memeratakan kesejahteraan.

Hal ini disampaikan Ekonom Institute For Development of Economics and Finance (INDEF), Didin S Damanhuri, dalam Seminar Nasional Proyeksi Ekonomi Indonesia 2026: Menata Ulang Arah Ekonomi Berkeadilan di Jakarta, Kamis (20/11).

Didin mengatakan, program MBG harus melibatkan sebanyak mungkin pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Sehingga, MBG memberikan dampak ekonomi secara langsung bagi masyarakat luas.

"Pelaksanaan MBG harus sebisa mungkin melibatkan para pelaku UMKM, sebanyak-banyaknya pelaku UMKM. Itu prinsip keadilannya," kata Didin.

Ia kemudian menyoroti poin ke-6 Asta Cita yang mencita-citakan pemerataan ekonomi. Menurut Didin, Prabowo perlu membuat arahan yang lebih jelas dan terperinci terkait pelaksanaan MBG. Salah satunya, tentang pelibatan UMKM sebesar-besarnya dalam program MBG.

"Cita-cita Presiden Prabowo ingin pertumbuhan lewat pemerataan, maka orientasi pembangunan inklusif harus dirinci. Misalya untuk MBG, cita-cita menurunkan stunting harus ada persiapan dan melibatkan sebanyak-banyaknya UMKM," ujar Didin.

Selain program MBG, Didin juga mendorong agar program-program prioritas lainnya seperti swasembada pangan, serta penempatan dana Rp 200 triliun di bank-bank BUMN, juga dapat dioptimalkan manfaatnya untuk kesejahteraan rakyat.

Untuk dana Rp 200 triliun yang ditempatkan pemerintah di bank-bank BUMN misalnya, Didin menyarankan agar penyaluran diprioritaskan untuk pengembangan dan penguatan UMKM. Sementara, program swasembada pangan dinilai akan berdampak nyata ketika pemerintah memberdayakan para petani untuk mewujudkannya.

"Program Food Estate, petani harus jadi core utama swasembada pangan. Harus di-setting di setiap daerah petaninya sudah terlatih. Kalau masalah tanahnya sempit, bisa konsolidasi lahan," pungkas Didin.

(rea/rir)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK