Kesaksian Pendaki Terima Kabar Semeru Erupsi: Terpikir, Ini Bagaimana?
Sejumlah pendaki menceritakan pengalamannya saat Gunung Semeru erupsi Rabu (19/11) lalu. Mereka mengatakan saat itu sedang berada di kawasan Ranu Kumbolo.
Saat ini mereka seluruhnya selamat dan telah berhasil dievakuasi.
Pengalaman itu salah satunya diceritakan oleh Tajudin Nafas pendaki asal Bojonegoro. Ia dan rombongannya baru tiba di area di Ranu Kumbolo sekitar pukul 16.00 WIB, hampir berbarengan dengan waktu erupsi Semeru.
"Informasinya meletus jam 16.00 WIB. Kami baru tahu sekitar setengah 16.30 WIB," kata Nafas, Jumat (21/11).
Karena hujan dan kabut, Nafas dan para pendaki tidak melihat tanda-tanda erupsi secara langsung. Ia mengaku informasi soal erupsi itu baru mereka ketahui dari guide atau petugas pemandu mereka.
"Dari berangkat hujan, dan di sana kabut. Jadi kurang kelihatan apa-apa," ucapnya.
Pendaki lain yang sekelompok dengan Nafas, Candrika Apriliani dari Tegal, mengaku kabar erupsi itu mereka terima bahkan sebelum sempat beristirahat usai perjalanan panjang menuju Ranu Kumbolo.
"Waktu baru banget nyampe Ranu Kumbolo, guide bilang kalau ini lagi erupsi," kata Candrika.
Nisfi Nur Salsabila, pendaki asal Malang yang juga serombongan, mengingat bagaimana informasi pertama diberikan. Ia mengatakan para pemandu langsung memberi tahu situasi erupsi, mereka kaget, tapi guide tetap menenangkan.
"Awalnya dikasih tahu guide kalau Semeru lagi erupsi, tapi mereka menenangkan. Jadi kami merasa aman," ujar Nisfi.
Nafas, Canfrika dan Nisfi juga mengaku petugas memperlihatkan video dan dokumentasi kejadian erupsi Semeru kepada mereka. Hal itu bertujuan agar pendaki mengetahui perkembangan situasi dan tak panik.
"Petugas sangat menenangkan semua para pendaki. Jadi, kita enggak khawatir. Walaupun kita tetap kepikiran ya, ini gimana, ini gimana ini. Tapi Alhamdulillah. Ya, aman sekarang," ucapnya.
Mereka juga diberi informasi bahwa muntahan erupsi mengarah ke selatan dan tenggara. Sementara Ranu Kumbolo berada di sebelah Utara. Karena itu area Ranu Kumbolo dipastikan aman dan tak terdampak hujan abu sekalipun.
"Aman sentosa. Enggak ada hujan abu, cuma hujan biasa," kata Nisfi.
Rabu malam mereka akhirnya tetap menginap di Ranu Kumbolo hingga keesokan harinya, Kamis (20/11) pagi. Begitu situasi dipastikan aman, petugas langsung menyusun langkah evakuasi. Seluruh pendaki diminta turun ke Ranu Pani sebelum pukul 09.00 WIB pagi.
"Informasinya langsung disampaikan, semuanya harus turun maksimal jam 09.00 WIB pagi," ujar Candrika.
Setibanya di Ranu Pani pada Kamis (20/11) sore, hal pertama yang mereka lakukan adalah mengecek ponsel masing-masing. Pesan dari keluarga dan teman langsung memenuhi notifikasi.
"Sesampainya di bawah Buka WA (WhatsApp). Kabarin orang tua. Langsung ternyata dapat WA yang banyak sekali dari teman-teman dan keluarga kita semua. Yang katanya di luar sana dibesar-besarin, kabarnya terjebak, ternyata kita juga happy-happy. Kita santai tenang. Kita aman sekali," ucap mereka.
Meski pengalaman mendaki kali ini tak biasa dan di bawah kekhawatiran, Nafas, Candrika dan Nisfi mengaku tak kapok dan tetap akan kembali ke Ranu Kumbolo di kemudian hari. Keindahan alam Semeru, menurut mereka layak diperjuangkan.
"Karena semua itu akan terbayarkan ketika kita sudah sampai di Ranu Kumbolo. Iya, kita akan kembali lagi ke Ranu Kumbolo. dia indah di segala sisi Ranu Kumbolo itu," kata Nisfi.
Sementara itu, rombongan pendaki asal Surabaya, Tika dan Putri, tiba jauh lebih malam. Mereka mencapai Ranu Kumbolo sekitar pukul 20.00 WIB, Rabu, setelah menempuh pendakian delapan jam dalam hujan dan kabut.
"Kabut, hujan, jalannya licin dan berlumpur. Harusnya lima jam, ini hampir delapan jam," kata Tika.
Di tengah perjalanan, petugas pemandu memberi tahu bahwa Semeru sedang erupsi. Meski sempat khawatir, namun ternyata mereka tak gentar dan tetap melanjutkan perjalan hingga mencapai Ranu Kumbolo.
"Kami sempat tanya aman atau tidak. Guide bilang aman, jadi kami lanjutkan perjalanan," ujarnya.
Evakuasi dilakukan keesokan harinya, Kamis pagi. Tika menyebut pesan keluarga langsung membanjiri ponselnya setibanya ia di pos 3 pendakian menuju Ranu Pani.
"Ada sinyal di sana kita langsung hubungi [keluarga]. Sudah banyak tuh WA-nya tuh. Bingung semua udah. Karena kabarnya 178 orang terjebak di Ranu Kumbolo. Sudah bikin panik semua orang sudah," ucapnya.
Bagi Putri, pendaki lain yang serombongan dengan Tika, mendaki Ranu Kumbolo adalah pengalaman pertama kali dan terakhir kalinya baginya. Medan yang berat dan situasi yang mengkhawatirkan membuat ia sedikit trauma.
"Seru, tapi kami enggak mau lagi. Sudah cukup. Sekali aja." kata Putri sambil tertawa.
Sebelumnya, sebanyak 187 orang pendaki dan petugas dilaporkan terjebak di lereng Gunung Semeru, tepatnya di Ranu Kumbolo, saat erupsi terjadi, Rabu (19/11).
Hal itu dikonfirmasi oleh Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Rudijanta Tjahja Nugraha.
"Pada saat tersebut telah terdapat 137 pengunjung yang telah menuju Ranu Kumbolo hingga kloter terakhir tiba di Ranu Kumbolo pada sekitar Pukul 17.00 WIB. Selain pendaki terdapat petugas, pemandu, porter dan tim Kemenpar, sehingga total yang di Ranu Kumbolo berjumlah 187 Orang," kata Rudijanta, Kamis (20/11).
Data TNBTS menyebutkan pendaki tersebut terdiri dari 129 orang pendaki, 1 orang petugas, 2 orang SAVER, 24 orang PPGST, 25 orang porter, dan 6 orang dari Kementerian Pariwisata.
Sebanyak 187 orang tersebut sempat tertahan di Ranu Kumbolo, sejak Rabu (19/11) kemarin. Rudijanta menyebut, cuaca yang hujan dan medan yang gelap tak memungkinkan mereka untuk turun di hari yang sama.
Meski demikian, Rudijanta mengatakan area Ranu Kumbolo dipastikan aman dan tak terdampak erupsi atau awan panas guguran Gunung Semeru.
"Mempertimbangkan hal tersebut di atas dan kondisi cuaca saat itu hujan dan sudah mulai gelap maka pendaki dan rombongan yang ada diminta tetap tinggal di Ranu Kumbolo," kata dia.
Kamis (20/11), seluruh pendaki yang sempat berada di kawasan Ranu Kumbolo berhasil turun dengan selamat. Total 187 orang pendaki tiba secara bertahap di Pos Perijinan Pendakian di Desa Ranu Pani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang.
Kepala Kantor SAR Kelas A Surabaya, Nanang Sigit mengatakan, pemantauan evakuasi dilakukan oleh tim Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) bersama unsur SAR gabungan.
"Setelah dilakukan pendataan ulang oleh petugas TNBTS, seluruh pendaki telah turun dari Ranu Kumbolo dalam kondisi sehat dan aman. Mereka tiba secara bertahap sejak pukul 12.14 WIB," ujar Nanang.
(frd/isn)