Polda Sumut Terjunkan Anjing Pelacak Cari Korban Banjir dan Longsor

CNN Indonesia
Selasa, 02 Des 2025 05:10 WIB
Anjing pelacak dengan kemampuan deteksi tinggi ini diharapkan mampu menjangkau area-area sulit yang tertutup lumpur tebal atau reruntuhan imbas banjir Sumut. (CNNIndonesia.com/Farida Noris)
Medan, CNN Indonesia --

Polda Sumatera Utara (Sumut) mengerahkan unit K9 atau anjing pelacak terlatih untuk memperkuat operasi pencarian korban banjir bandang dan longsor di Sumut, terutama di Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kota Sibolga.

Kapolda Sumut Irjen Pol Whisnu Hermawan Februanto mengatakan tim K9 didatangkan sebagai perbantuan dari Mabes Polri. Anjing pelacak dengan kemampuan deteksi tinggi ini diharapkan mampu menjangkau area-area sulit yang tertutup lumpur tebal atau reruntuhan material.

"Tim K9 ini diperbantukan untuk mendukung proses pencarian korban yang masih dilaporkan hilang akibat banjir bandang dan longsor," ujar Irjen Pol Whisnu, Senin (1/12/2025).

Irjen Pol Whisnu memastikan seluruh handler dan K9 berada dalam kondisi siap operasional serta memperoleh dukungan peralatan yang memadai.

"Kecepatan menemukan korban adalah bagian dari menyelamatkan martabat kemanusiaan. Setiap nyawa sangat berharga, dan kita bekerja maksimal dengan semua sumber daya yang ada, termasuk K9," kata Irjen Pol Whisnu.

Tak hanya itu, seluruh bantuan untuk korban bencana alam telah dipasok ke gudang logistik bantuan di kawasan Bandara Silangit, Tapanuli Utara. Gudang itu menjadi pusat distribusi bantuan terbesar yang menyuplai kebutuhan korban di wilayah Tapteng dan Sibolga.

"Bantuan tersebut berupa bahan makanan, selimut, perlengkapan bayi, air mineral, tenda darurat, hingga obat-obatan. Bantuan ini secepatnya didistribusikan mengingat sejumlah lokasi terdampak masih terisolasi dan sulit dijangkau kendaraan roda empat," paparnya.

Bantuan di gudang Bandara Silangit akan diberangkatkan bertahap menggunakan jalur udara dan darat yang kini sudah mulai terbuka. Kapolda memastikan koordinasi antara TNI-Polri, Pemda, BNPB, dan relawan berjalan terpadu, sehingga tidak ada titik pengungsian yang terabaikan.

"Proses penyaluran bantuan dilakukan secara transparan, prioritas bagi warga yang paling membutuhkan, terutama keluarga yang kehilangan rumah dan harta benda," tutupnya

(fnr/pta)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK