Fakta-fakta Penangkapan Dewi Astutik, Buron Kasus Sabu Senilai Rp5 T

CNN Indonesia
Kamis, 04 Des 2025 08:12 WIB
Saat ditangkap gembong narkoba Dewi Astutik sedang bersama seorang pria di area lobi hotel Sihanoukville, Kamboja. (Arsip Istimewa)
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Narkotika Nasional (BNN) menangkap bandar narkoba jaringan internasional Dewi Astutik yang terlibat kasus penyelundupan dua ton sabu senilai Rp5 triliun.

Kepala BNN Komjen Suyudi Ario Seto mengatakan pelaku ditangkap pada Senin (1/12), saat sedang bersama seorang pria di area lobi hotel di Sihanoukville, Kamboja.

"Tersangka ditangkap berada dalam kendaraan Toyota Prius berwarna putih, usai keluar dari salah satu hotel di Sihanoukville, Kamboja," jelasnya dalam konferensi pers.

Berikut CNNIndonesia.com rangkum fakta-fakta penangkapan Dewi Astutik:

Ditangkap tanpa perlawanan

Suyudi menjelaskan bandar besar tersebut tidak melawan saat digelandang oleh petugas. Dewi juga dinilai kooperatif untuk menyampaikan keterangan dalam pemeriksaan pascapenangkapan.

"Target kita amankan tanpa perlawanan dan cukup kooperatif dan laki-laki yang bersangkutan saat ini masih dilakukan pendalaman," katanya.

Kasus heroin di Bandara Soetta

Kepala Kantor Bea Cukai Soekarno-Hatta, Gatot Sugeng Wibowo menyebut sosok Dewi berhasil diketahui lewat pengungkapan kasus penyelundupan 2,3 kilogram heroin yang berhasil digagalkan.

"Kami pernah menggagalkan penyelundupan kokain atau heroin 2,3 kilogram dari kiriman tersangka DA ini," jelasnya.

Ia menjelaskan dari pengungkapan itulah pihaknya berhasil mengidentifikasi sosok Dewi Astutik yang menjadi bandar atau dalang peredaran narkotika dari Kamboja.

Jual barang hingga Brasil, Masuk DPO di Korsel

Suyudi mengatakan bandar Dewi Astutik beroperasi mengedarkan barang haram narkotika tersebut ke negara Indonesia hingga Brasil.

Akibat perbuatannya itu, kata dia, sosok Dewi yang bernama Paryatin bahkan masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) yang diterbitkan oleh Korea Selatan.

"Indonesia, Laos, Hongkong, Korea, Brasil, Ethiopia, dan dari pendalaman didapatkan info benar Paryatin alias Dewi Astutik merupakan DPO Korea Selatan," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (3/12).

Markas di Golden Triangel

Suyudi menjelaskan Dewi sudah beroperasi di wilayah Golden Triangel (Thailand, Myanmar, Laos) sejak 2023. Dewi, kata dia, juga berperan merekrut anggota untuk jaringan perdagangan narkotika di negara-negara Asia Afrika.

"Kurir-kurir Paryatin alias Dewi beroperasi di negara antara lain: Indonesia, Laos, Hongkong, Korea, Brasil, Ethiopia," jelasnya.

Target WNI di Kamboja

Suyudi mengatakan mayoritas yang dipekerjakan Dewi merupakan warga negara Indonesia (WNI) yang tidak memiliki pekerjaan di Kamboja.

"Paryatin khusus merekrut WNI yang jobless di Kamboja serta kawan-kawan kurir yang bersedia bergabung dengan Paryatin alias Dewi," tuturnya.

Dalami jaringan Freddy Pratama

Lebih lanjut, ia menyebut saat ini pihaknya masih mendalami keterlibatan jaringan Dewi dengan buron narkoba Freddy Pratama yang juga beroperasi di Indonesia-Kamboja.

"BNN turut berkolaborasi bersama Polri dan Bea Cukai guna mendalami operasi jaringan FP," katanya.

(tfq/isn)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK