Pemain sepakbola harus mengkonsumsi setidaknya dua gram protein per kilogram berat pemain. Demikian dikatakan oleh Dr. Phaidon L. Toruan, seorang ahli nutrisi.
Memiliki pengalaman sebagai penasihat tim Persatuan Angkat Besi-Binaraga-Angkat Berat Seluruh Indonesia (PABBSI), Phaidon menekankan pentingnya kecukupan asupan nutrisi atlet untuk dapat bersaing dan berprestasi di pentas internasional.
Hal ini, menurutnya, juga berlaku untuk tim nasional U19.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Sepakbola, sebagai olahraga yang banyak menggunakan otot paha dan tumit, memerlukan banyak asupan nutrisi seperti karbohidrat dan protein,” jelas dokter tim angkat besi Indonesia yang memperoleh dua medali perak dan dua medali perunggu di Asian Games Busan, Korea.
“Pemain juga perlu menghindari makanan gorengan, merokok, alkohol, dan sejenisnya, serta disarankan meminum cairan elektrolit sebelum minum air putih saat jeda pertandingan, “kata Phaidon.
Hal ini pemain bisa kehilangan cairan tubuh keika bertanding.
Phaidon pun berpendapat pola pikir para atlet harus mulai diubah. Para pemain harus sadar bahwa pola hidup sehat merupakan harga yang mereka harus bayar agar dapat berprestasi.
Menurut sang dokter, para pelatih juga kadang dianggap kurang membantu, dengan memberikan contoh-contoh yang kurang baik bagi para pemainnya, seperti merokok maupun makan makanan goreng-gorengan.
Phaidon juga berpendapat bahwa cakupan nutrisi yang cukup sebagai salah satu aspek pendukung kesuksesan sebuah tim masih dipandang sebelah mata di Indonesia.
“Bagaimana para pemain diharapkan bermain dengan level internasional apabila makannya masih goreng-gorengan?” ujar penulis buku Fat-Loss Not Weight-Loss ini.
Terkait dengan timnas U19, secara pribadi Phaidon memang mengaku tidak tahu-menahu apakah aspek nutrisi para pemain telah terpenuhi atau tidak.
Akan tetapi, Phaidon yakin jika cakupan nutrisi para atlet telah terpenuhi, maka aspek stamina tidak akan menjadi masalah bagi anak-anak asuh Indra Sjafri ini.