Tim Nasional U19 yang menjadi tumpuan harapan sepakbola nasional gagal total di Turnamen Hassanal Bolkiah Trophy (HBT) 2014.
Sempat meraih hasil imbang pada partai perdana melawan Malaysia U21, Indonesia U19 lalu menderita tiga kekalahan beruntun dari Brunei (3-1), Vietnam (3-1), dan Kamboja (2-1).
Dengan hasil tersebut, anak asuh Indra Sjafri secara matematis telah tersingkir dari persaingan menuju babak selanjutnya. Pertandingan terakhir melawan Singapura U21, Selasa (19/8) dapat dibilang hanya jadi ajang pelipur lara bagi tim merah putih.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menjuarai Piala AFF 2013 serta lolos ke putaran final Piala Asia U19 2014, Indonesia U19 kini jadi tumpuan harapan sepakbola nasional. Terlebih jika melihat tim nasional senior yang tidak pernah meraih gelar bergengsi.
Dalam 15 tahun terakhir, prestasi terbaik yang diraih tim senior hanyalah menjadi juara dua pada Piala Tiger 2010, kalah dari Vietnam di partai puncak.
Tidak heran timnas U19 menjadi 'anak emas' di sepakbola nasional.
Sebelum gagal di turnamen HBT ini, anak asuh Indra Sjafri sempat meraih tren positif pada 2014. Dari 32 laga yang telah mereka lakoni, timnas U19 berhasil meraih 20 kemenangan, 10 kali seri, dan dua kekalahan.
Tapi tren ini tidak berlanjut di Turnamen HBT 2014.
Turnamen HBT 2014 yang dilangsungkan di Brunei memang bukan turnamen resmi yang digelar oleh Federasi Sepakbola Asean (AFF), namun turnamen ini menjadi ajang persiapan bagi timnas menjelang bergulirnya Piala Asia U19 pada 10 Oktober nanti.
Masalah di Penyelesaian Akhir
Timnas U19 mengawali turnamen HBT dengan tidak terlalu buruk, yaitu bermain imbang melawan Malaysia U21. Evan Dimas cs juga bisa mendominasi jalannya pertandingan, hanya saja penyelesaian akhir masih jauh dari memuaskan.
Berkaca pada kegagalan menembus jala gawang lawan pada pertandingan sebelumnya, Indonesia U19 langsung bermain menekan pada pertandingan kedua melawan Brunei U21.
Namun penyerang andalan Brunei, Adi Said, menjadi momok bagi pertahanan Indonesia dan mampu menciptakan tiga gol di babak pertama. Sementara itu, timnas U19 hanya mampu mencetak satu gol melalui Ilham Udin Armaiyn pada babak kedua.
Pada pertandingan ketiga melawan Vietnam U19, Indra Sjafri melakukan perubahan di lini belakang dan tengah.
I Putu Gede, yang terkena akumulasi kartu kuning, digantikan oleh Riji Fajrin. Selain itu, Muhammad Hargianto juga diturunkan dari awal menggantikan Zulfiandi yang cedera.
Tapi, sama seperti pertandingan melawan Brunei, timnas U19 yang bermain dengan percaya diri sejak menit pertama kembali kecolongan tiga gol di babak pertama.
Bahkan Vietnam hanya butuh empat menit untuk menjebol gawang Indonesia yang dikawal oleh Ravi Murdianto.
Gol hiburan bagi Indonesia baru terjadi di babak kedua melalui kaki pemain pengganti, Septian David. Timnas U19 pun takluk 1-3 dari Vietnam U19.
Pada pertandingan keempat menghadapi Kamboja U21, Indra Sjafri memasang Awan Setho sebagai penjaga gawang menggantikan Ravi.
Namun, lagi-lagi Evan Dimas dkk harus ketinggalan lebih dahulu. Pemain Kamboja U21, Sok Novan menjebol gawan Awan pada menit ke-22.
Berusaha untuk membalas keadaan, Indonesia U19 akhirnya berhasil menyamakan kedudukan melalui aksi Dimas Drajat pada menit ke-34.
Akan tetapi sebelum turun minum, anak asuh Indra Sjafri kembali kebobolan dan gagal menciptakan gol untuk menyamakan kedudukan hingga akhir pertandingan.
Timnas harus puas berada pada posisi kelima dari enam negara peserta di Grup B HBT 2014. Indonesia U19 berada di atas Singapura U21 yang menjadi juru kunci, berkat satu-satunya poin yang didapatkan ketika melawan Malaysia U21.
Tiga kekalahan beruntun yang dialami timnas U19 ini membuat Indra Sjafri memiliki banyak pekerjaan rumah menjelang bergulirnya piala Asia. Terlebih lawan-lawan Indonesia di Piala Asia bukan tim sembarangan. Indonesia U19 tergabung di grup B bersama dengan Uzbekistan, Australia dan Uni Emirat Arab.