WAWANCARA ALBERT C. SUTANTO

Menantang Siman Jadi Penerus Richard Sam Bera

CNN Indonesia
Rabu, 27 Agu 2014 16:02 WIB
Pelatih nasional renang Indonesia, Albert Sutanto, menantang perenang unggulan tanah air, I Gede Siman Sudartawa, untuk meneruskan jejak Richard Sambera.
Albert C Sutanto, pelatih renang nasional yang menantang anak didiknya untuk menjadi penerus Richard Sam Bera
Jakarta, CNN Indonesia -- Pelatih nasional renang Indonesia, Albert Sutanto, berkata bahwa ia pernah menantang perenang unggulan tanah air, I Gede Siman Sudartawa, untuk meneruskan jejak langkah perenang legendaris, Richard Sam Bera.

"Saya pernah bilang bahwa Siman harus memiliki karir yang panjang seperti Richard yang bisa tampil di 11 SEA Games dan tiga olimpiade."

Menurut Albert, hal itu dimungkinkan terjadi karena Siman memulai rangkaian perjalanan sebagai perenang dari usia yang tergolong dini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada usia 17 tahun Siman sudah meraih medali emas untuk SEA Games. Bandingkan dengan Triadi Fauzi yang baru bisa melakukannya pada usia 22 tahun," tambah Albert.

Richard Sam Bera sendiri pertama kali meraih emas SEA Games pada usia 18 tahun, yaitu pada 1989. Sejak saat itu, Richard seolah tak terbendung menjadi unggulan Indonesia dalam mendulang prestasi di kolam renang.

Richard pernah mendapatkan 11 emas di kompetisi tingkat ASEAN, medali perak untuk kejuaraan renang dunia, serta meraih perunggu di ASIAN Games

Pria berusia 42 tahun itu juga tercatat sebagai satu-satunya perenang Indonesia yang mendapatkan medali di nomor tunggal pada kompetisi olah raga terbesar tingkat Asia tersebut.

Medali perunggu jugalah yang akan dibidik oleh Siman pada ASIAN Games 2014 pada pertengahan September dari nomor 50 menter gaya punggung.

Siman sendiri adalah satu dari tiga atlet yang diproyeksikan Albert untuk pulang dengan menggenggam medali perunggu. Dua lainnya adalah Triadi Fauzi di nomor 50 meter gaya dada, dan Glen Victor Sutanto dari 50 meter gaya kupu-kupu.

Satu hal lain yang bisa menjadi faktor penyemangat Siman untuk mengikuti prestasi Richard adalah kesamaan keduanya sebagai perenang jarak pendek.

Menurut Albert, ketimbang perenang jarak jauh, perenang sprint memang memiliki usia bertanding yang lebih panjang. Pasalnya, perenang jarak pendek lebih mengandalkan kecepatan dan mental bertanding ketimbang ketahanan tubuh.

"Justru mental bertanding itu akan semakin matang seiring dengan bertambahnya usia dan pengalaman. Tubuh kita juga tidak akan dengan serta merta kehilangan kelincahan dan kecepatan, terutama untuk menempuh jarak 100 meter."

"Misalnya saja ketika Anda dikejar anjing, maka Anda bisa dengan cepat berlari di 100 meter pertama. Namun, masalahnya adalah untuk mempertahankan kecepatan setelah 100 meter," kata Albert memberi contoh.

Menurut Albert, ketahanan tubuh akan lebih sulit untuk dipertahankan, sedangkan perenang jarak jauh menyaratkan hal tersebut. Ini sebabnya mereka tak memiliki karir yang panjang.

Richard terkenal dengan rentang karirnya yang panjang. Ia bahkan memecahkan rekor nasional 100 meter gaya bebas pada usia 30 tahun, saat bertanding di ajang SEA Games.  

Masih berusia 19 tahun, Siman pun dapat mengikuti jejak Richard. Apalagi Albert memperkirakan perenang kelahiran Klungkung, Bali, tersebut belum memasuki usia emas untuk berprestasi.

"Dalam dua tahun lagi lah. Usia 21 sampai 24 tahun akan jadi masa keemasan Siman," kata Albert.

Satu hambatan yang bisa mengganggu karir Siman adalah masalah psikologis, karena ia masih remaja yang masih "kesana-kemari".

"Tapi secara umum ia anak yang penurut kepada pelatihnya. Malah lebih nurut ke saya ketimbang orang tuanya," ujar Albert seraya tertawa kecil.

Meski menantang anak didiknya untuk menjadi pengganti seorang Richard Sambera, Albert sendiri berpendapat bahwa akan sangat sulit menciptakan seorang atlet yang bisa menyamai raihan peraih 23 medali emas SEA Games.

"Richard ya Richard. Hanya ada satu di Indonesia," katanya. 
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER