VUGAR HUSEYNZADE

Dari Dunia Maya Jadi Pelatih Klub Utama

CNN Indonesia
Rabu, 03 Sep 2014 12:39 WIB
Berbekal permainan sepakbola dalam jaringan (Daring) berjam-jam selama sepuluh tahun, Vugar Huseynzade mampu menunjukkan kemampuannya mengurus sebuah klub utama.
Catatan: Artikel ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi CNNIndonesia.com
Jakarta, CNN Indonesia -- Berbekal permainan sepakbola dalam jaringan (Daring) berjam-jam selama sepuluh tahun, Vugar Huseynzade mampu menunjukkan kemampuannya mengurus sebuah klub utama.

Sebutan permainan daring kerap identik dengan pengaruh buruk terhadap pecandunya. Ya, disebut pecandu lantaran permainan yang bertaut dengan internet ini seringkali menimbulkan efek candu pada penggunanya.

Gangguan kesehatan mata, hingga abai pada aktivitas sehari-hari adalah dua dampak negatif permainan daring. Tapi, tahukah Anda ada seseorang yang justru berjaya karena candu pada permainan internet ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Vugar Huseynzade, di usianya yang baru menginjak 21 tahun, ia ditunjuk menjadi pelatih sepakbola profesional.  Adalah Tim A, tim cadangan klub utama di Azerbaijan, FK Baku.

Bermula Sebagai Gamers

Sebelumnya, Huseynzade tak beda dengan kebanyakan pemuda sebayanya. Kala itu, ia begitu candu dengan sebuah permainan jejaring Football Manager (FM).

Huseynzade juga penggila sepakbola. Tapi ia tidak pernah mengikuti akademi dan sebagainya. Pemuda yang besar di Swedia ini menyalurkan hobinya dengan bermain FM. 

Lulusan Manajemen Bisnis Boston University ini bergelut dengan FM sejak 2002. Diakuinya, permainan yang dibuat pada 1992 sangat membantunya memahami strategi sepakbola.  

Menurutnya, 50 persen strategi dalam FM dapat diterapkannya dalam dunia sepakbola nyata. Bukan sembarang strategi, diakui pelatih termuda di dunia ini, FM melatih bagaimana mengurus klub dengan baik. 

Pada 2011, Presiden FC Baku Hafiz Mammadov menemuinya. Mammadov memintanya segera menyelesaikan pendidikan dan membuka kemungkinan menjadi pelatih Baku. 

Selanjutnya, pada Februari 2012, pemuda yang sempat bekerja di sebuah agensi sepakbola kala kuliah ini mendatangi Stadion Tofiq Bakhramov di Baku.

Ia sempat menjadi penasehat manajer Novruz Azimov selama beberapa bulan. Lantas, pada November 2012, dengan menyingkirkan beberapa kandidat lain termasuk penyerang legendaris Perancis, Jean-Pierre Papin, Huseynzade pun ditunjuk sebagai pelatih.

Tugas Berat dan Pandangan Miring

Tanggung jawab sang pelatih muda ini terbilang sangat berat. Ia diharuskan menyelamatkan Baku dari zona degradasi liga utama di Azerbaijan.

Kewajiban tersebut kian terasa berat dijalani di awal jabatannya. Pasalnya, para pemain juga memandang sebelah mata atas kapabilitasnya. 

Namun, sikap mereka akhirnya berubah. Huseynzade berhasil membawa anak-anak asuhnya jauh melampaui target dan menduduki posisi lima. 

Meski meraih posisi yang hanya tinggal selangkah dari kualifikasi Liga Europa, sang pelatih tak jua puas. Ternyata, ia memiliki ambisi mengantar Baku bermain di Eropa.

Ingin Jadi Pelatih MU

Sang pemuda, kini sudah menjalani kesehariannya dengan kesibukan yang sebelumnya hanya jadi angan semata. Memang tak ada yang tak mungkin dalam hidup. 

Meski sibuk, ia tak lantas meninggalkan hobi lamanya bermain FM. Sesekali, ia tetap berkutat dengan komputer mencari pemain berbakat dan meramu taktik di permainan kesayangannya itu.

Uniknya, pelatih 23 tahun itu tak memainkan Baku sebagai klubnya. Ia lebih memilih Manchester United. Huseynzade memang ingin tahu rasanya menggantikan Sir Alex Ferguson di Old Trafford.
LEBIH BANYAK DARI KOLUMNIS
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER