Jakarta, CNN Indonesia -- Federasi Sepakbola Malaysia (FAM) keberatan dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk mencegah praktek pengaturan laga terus marak di liga domestiknya.
Namun, mereka bersedia jika mendapatkan pilihan yang lebih murah.
FAM semula berencana menggandeng Sportsradar, badan yang identik dalam pemberantasan pengaturan laga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akan tetapi, lembaga yang menjalin kerjasama dengan UEFA, CONCACAF, AFC, Liga Inggris, dan Bundesliga ini meminta biaya US$ 50 untuk setiap pertandingan untuk mengawasi pergerakan pasar judi.
Lembaga ini setiap harinya memproses sekitar 432 juta lebih taruhan pada 350 bandar di Asia Eropa. Sportsradar juga yang mengungkap pengaturan laga di Liga Australia tahun lalu yang menyeret seorang berkewarganegaraan Malaysia ke penjara.
Meski demikian, FAM menilai angka tersebut terlalu mahal dan berharap organisasi Swiss itu akan mengurangi biaya itu.
"Kami sudah bertemu pihak Sportradar tahun lalu. Biaya $50 untuk setiap pertandingan itu sepertinya terlalu mahal," kata Sekretaris Jenderal FAM Hamidin Mohd Amin seperti dimuat Reuters.
Malaysia terus memerangi perilaku pengaturan laga ini setelah lima pemain dan tiga anggota tim kepelatihan tersangkut kasus sejenis. Total 17 pemain juga didenda karena terbukti menerima suap.
Satu dari 17 pemain tersebut adalah kiper Azizon Abdul Kadir yang dipanggil pelatih tim nasional, Dollah Salleh pada laga persahabatan melawan Indonesia, Minggu (14/9) lalu.
Hal ini menimbulkan kekesalan pada diri presiden Asosiasi Sepakbola Johor, Tunku Ismail Sultan Ibrahim.
"Apa yang dipikirkan oleh Dollah Salleh? Ini hal yang sangat megganggu dan menunjukkan kelemahan dalam pengaturan tim," ujarnya selepas pertandingan sebagaimana dilansir oleh Reuters.