PIALA PERTIWI

Pelatih Papua Minta Kompetisi Sepanjang Tahun

CNN Indonesia
Kamis, 18 Sep 2014 14:25 WIB
Robby Maruanaya, pelatih tim Papua Dua yang membawa timnya ke semifinal Piala Pertiwi, meminta agar kompetisi sepakbola wanita diadakan sepanjang tahun.
Pelatih tim Papua Dua, Robby Maruanaya, di Lapangan C Senayan. (Martinus Adinata/CNN Indonesia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pelatih tim Papua Dua, Robby Maruanaya, menyayangkan minimnya kompetisi sepakbola wanita di Indonesia dan Piala Pertiwi yang sempat tidak berjalan selama empat tahun.

"Kompetisi seharusnya berjalan terus-menerus. Jangan berhenti agar kita diakui oleh FIFA. Sekarang kan kita belum diakui FIFA, karena kompetisi tidak jalan," ujar Robby.

Meski demikian, Robby cukup senang karena di tingkat daerah, Papua masih termasuk lumayan sering mengadakan kompetisi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di tingkat daerah masih ada kompetisi, Para pemain berpartisipasi di ajang futsal Galanita. Untuk sepakbola lapangan besar juga ada kompetisi antar mahasiswa. Jadi kompetisi selalu ada," lanjut mantan pelatih Perseru Serui ini.

Namun, Robby juga mengakui masih kurangnya kompetisi lapangan besar, sehingga ia harus mengkombinasikan pemain futsal dan pemain lapangan besar.

Kendala menggunakan campuran pemain futsal dan pemain lapangan besar, menurut Robby, hanya pada perbedaan kemampuan menendang para pemain.

"Jika berbicara mengenai stamina, tidak ada masalah," lanjut Robby.

Oleh karena itu, Robby berharap kompetisi-kompetisi semacam Piala Pertiwi ini terus berlanjut kedepannya, sehingga dapat meningkatkan kondisi sepakbola wanita Indonesia.

Selain itu, kompetisi yang berjalan teratur akan berdampak positif terhadap masa depan para pemain itu sendiri.

"Dengan bermain sepakbola, tentunya kenakalan-kenakalan remaja akan berkurang. Terlebih dengan banyaknya remaja di Papua yang terjerumus narkoba, minuman keras, hingga seks bebas."

Tim yang diturunkan Robby di Piala Pertiwi sendiri tergolong tim muda.

"Rata-rata umur 20 tahun ke bawah. Yang paling tua 23 tahun dan yang paling muda ada yang masih berusia 15 tahun," ujar Robby.

Meskipun mayoritas pemain yang dilatihnya masih berada di usia sekolah, Robby yakin sepakbola tidak akan mengganggu kegiatan anak asuhnya.

"Mereka memiliki nilai tambah karena mereka mewakili daerah mereka, tentunya ini juga merupakan suatu kebanggaan," jelas Robby.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER