Jakarta, CNN Indonesia -- Tahun itu 1987, dan seorang pemuda Spanyol menarikan
flamenco dengan gembira di lapangan golf Muirfield kota Ohio. Di sekitarnya, pegolf bintang seperti Seve Ballesteros, Nick Faldo, dan Bernhard Langer juga berdansa.
Mengapa tidak? Tim Amerika Serikat baru saja menderita kekalahan dalam kompetisi yang digadang-gadang sebagai kompetisi paling penting dalam dunia golf, yaitu Piala Ryder.
Dalam kompetisi tersebut, olahraga yang biasanya dicirikan oleh aksi individualisme melebur menjadi permainan tim.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Piala Ryder 1987 itu mendapatkan tempat khusus di hati saya, dan membuat saya sadar betapa spesialnya ajang tersebut, dan saya jatuh cinta dengan kompetisi itu dengan segera," ujar sang 'penari' flamenco, Jose Maria Olazabal, yang 25 tahun kemudian memimpin tim untuk kembali menundukkan Amerika Serikat di kandangnya sendiri -- kali ini di Klub Medinah di Illinois.
"Suasananya unik. Anda tidak bisa menemukannya pada ajang lain di seluruh dunia. Ada dua tim dan penonton akan terbagi menjadi dua bagian. Dengan keras mereka akan mendukung salah satu tim," ujarnya pada CNN Internasional dua tahun lalu.
"Jika Anda mengingat kembali kompetisi Piala Ryder di Celtic Manor (pada 2010), di tee pertama para penonton sudah mulai bernyanyi -- Anda tidak akan melihat yang sama pada ajang lain. Lalu, Anda juga akan menemukan persaudaraaan dalam anggota tim yang sangat unik."
Piala Ryder adalah tentang membangun kerja sama. Pada dua hari pertama, kapten dari masing-masing tim akan membagi anggotanya menjadi pasangan-pasangan. Mereka lalu bertanding di beberapa kompetisi yang dikenal sebagai fourballs dan foursomes.
Baru di hari terakhirlah pertandingan akan menjadi satu lawan satu, dan bahkan saat itu pun para pegolf akan menemukan dirinya pada situasi tak lazim, yaitu saling menyemangati anggota timnya.
Pada musim keduanya bermain profesional di Tur Eropa, setelah ia menjadi pegolf Spanyol pertama yang meraih gelar pemain baru terbaik, di Piala Ryder Olazabal mendapatkan kehormatan untuk dipasangkan dengan satu pemain terbaik sepanjang masa: Ballesteros.
"Saya pernah mendengar tentang Piala Ryder, namun saya belum pernah menyaksikannya, sehingga saya hanya bisa terkagum-kagum dengan suasananya."
Dalam hidup, saya belum pernah sekali pun menyaksikan sesuatu seperti itu," ujar Olazabal yang dibesarkan di kota kecil Hondarribia, kota tempat keluarganya bekerja di tempat pelatihan golf.
Sampai 1977, Piala Ryder hanyalah pertarungan antara Britania Raya yang dibantu Irlandia melawan Amerika Serikat. Ballesteros mendorong adanya perubahan itu dan mengguncangkan tatanan golf yang sudah lama mapan.
Ia adalah anggota dari Tim Eropa pertama pada 1979 dan juga menjadi sosok penting ketika Tim Eropa mendapatkan kemenangan pada Piala Ryder 1985 di Ingggris. Kompetisi itu adalah pertama kalinya Amerika Serikat tidak memenangkan gelar juara sejak 1957.
Pada 1987, Ballesteros memulai perjalanan sebagai pasangan paling sukses dalam sejarah Piala Ryder -- dari 15 laga yang mereka ikuti, Ballesteros dan Olazabal mampu memenangkan 11, kalah dua dan berbagi angka dua kali.
"Minggu itu, ia yang mengurus semuanya," tutur Olazabal. "(Kapten) Tony Jacklin tidak tahu cara menangani saya karena saya adalah pemain baru."
"Saya tidak memiliki pengalaman sama sekali di Piala Ryder dan tiba-tiba saja Seve mau mengurus saya. Saya pikir, waktu itu Seve menghampiri Tony dan berkata, 'Tidak usah khawatir, saya akan bermain dengannya'."
"Saya ingat saya berjalan dengan sangat sangat gugup ke tempat saya akan memukul pertama kalinya. Ia lalu berjalan di samping saya dan berkata, 'Jose kamu bermain saja seperti biasanya, dan saya akan mengurus sisanya.' Sangat lega rasanya ketika saya mendengar hal tersebut."
Beberapa tahun sebelumnya, Ballesteros sendiri sempat meramalkan Olazabal akan menjadi bintang golf, bahkan sebelum Olazabal memenangkan Kejuaraan Amatir Inggris pada 1984.
"Ketika saya berada di rumah, saya mendapatkan telepon yang menanyakan apakah saya ingin bermain di pertandingan amal melawan Seve di lapangan rumahnya."
"Hal pertama yang terlintas dalam otak saya adalah seseorang sedang bercanda dengan saya, dan saya berkata, 'ayolah ini tidak mungkin'."
"Namun hal itu benar-benar terjadi. Saya pergi ke rumahnya meski tidak tahu yang mesti saya harapkan --Saya hanya tahu Seve pernah memenangkan Kejuaraan Britania pada 1979. Seorang remaja berusia 15 tahun bisa dipasangkan dengan Seve --pada kondisi yang buruk pula, karena saat itu sedang hujan-- saya menjalani masa-masa terbaik dalam hidup saya."
"Hari itu sangat spesial, dan saya pikir hal itu juga berkontribusi pada yang terjadi di masa depan, yaitu saya berpasangan dengan Steve. Kami saling mengerti satu sama lain dengan baik, dan saya pikir awal mulanya adalah pada hari itu."
*
Artikel terbit di situs CNN Internasional pada 1 Oktober 2012