Jakarta, CNN Indonesia -- Belgia merupakan salah satu contoh negara yang sukses menerapkan pembinaan sepak bola usia muda. Sosok Michel Sablon merupakan tokoh penting dalam menciptakan generasi emas timnas Belgia saat ini.
Eden Hazard, Vincent Kompany, Romelu Lukaku, Jan Vertonghen, Thomas Vermaelen, Axel Witsel, Thibaut Courtois, dan Christian Benteke, adalah sejumlah pesepak bola bertalenta Belgia yang lahir berkat cetak biru Sablon yang diberi nama "La vision de formation de l’URBSFA".
Bermula dari keprihatinan terhadap prestasi timnas Belgia di Piala Dunia 1998, Sablon kemudian mengambil inisiatif menciptakan sistem pembinaan usia muda yang baru. Seperti dikutip dari The Guardian, Sablon ketika itu mengumpulkan 30 pelatih lokal untuk membicarakan pembuatan cetak biru.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sablon, yang merupakan bagian dari staf pelatih timnas Belgia di Piala Dunia 1986, 1990 dan 1994, kemudian dipercaya menjadi Direktur Teknik Federasi Sepak Bola Belgia (KBVB) pada 2001. Sejak saat itu, revolusi pembinaan sepak bola usia muda di Belgia dimulai.
Penyatuan Visi
Mengadopsi sistem pelatihan sepak bola di Belanda dan Prancis, begitu juga klub sepeti Ajax Amsterdam dan Barcelona, "La vision de formation de l’URBSFA" pada dasarnya merupakan penyatuan visi sistem permainan.
Setiap klub, timnas, dan tim sekolah pada level di bawah 18 tahun, wajib menggunakan formasi 4-3-3. Sablon mengaku butuh enam tahun bagi seluruh pihak menerima penggunaan formasi 4-3-3.
Menggunakan sejumlah dana yang didapat dari menjadi tuan rumah Piala Eropa 2000, Sablon kemudian meminta KBVB membangun pusat pelatihan usia muda di Tubize. KBVB juga menggratiskan biaya kursus pelatih.
Di waktu yang hampir bersamaan, Sablon menjalin kerjasama dengan Universitas Louvain guna melakukan penelitian. Salah satu hasil penelitian adalah, pembinaan sepak bola usia muda di Belgia masih fokus mencari kemenangan, bukan pada perkembangan pemain.
Universitas Louvain juga berpendapat, latihan 2 versus 2, 5 versus 5, 8 versus 8, adalah pola latihan terbaik untuk usia muda. Latihan tersebut dianggap bisa meningkatkan kemampuan teknik pesepak bola.
Bentuk kerjasama lainnya dilakukan Sablon dengan pemerintah. KBVB menggandeng delapan sekolah di Belgia untuk meningkatkan kemampuan pemain usia muda. Kedelapan sekolah itu menggunakan kurikulum KBVB untuk melatih pemain antara 14-18 tahun.
Kerjasama KBVB dengan pemerintah berjalan positif. Tujuh dari 23 skuad timnas Belgia di Piala Dunia 2014: Thibaut Courtois, Dries Mertens, Kevin de Bruyne, Mousa Dembele, Steven Defour, Axel Witsel dan Nacer Chadli, merupakan produk hasil kerjasama KBVB dengan pemerintah.
Dilarang TekelSalah satu klub Belgia yang merasakan manfaat cetak biru Sablon adalah Anderlecht. Direktur Pembinaan Usia Muda Anderlecht, Jean Kindermans, mengatakan, cetak biru Sablon sangat membantu klubnya.
Kindermans mencontohkan Romelu Lukaku. Kindermans mengatakan, cetak biru yang diciptakan Sablon telah mengubah penyerang Everton tersebut menjadi pemain yang lebih lengkap.
"Kami mengambil Lukaku ketika masih di bawah 13 tahun. Dia pemain yang bagus, tapi tidak terlalu bagus dalam hal teknik. Dia sangat cepat dan kuat, tapi kami masih harus mengasahnya," tegas Kindermans.
Salah satu regulasi penting yang diterapkan pada kurikulum pembinaan usia muda di Belgia adalah, para pemain dilarang melakukan tekel saat menjalani latihan. Larangan itu berlaku hingga level U-21.
"Pemain hanya boleh mengantisipasi datangnya bola. Motivasinya adalah, kami ingin membentuk teknik pemain. Jika pemain belakang kami memberi solusi dengan melakukan tekel dan membuang bola, saya tidak menyukainya," ucap Kindermans.
Kerja keras Sablon menciptakan cetak biru kurikulum pembinaan usia muda sepakbola Belgia mulai menuai hasilnya. Timnas Belgia saat ini menempati peringkat lima FIFA, rangking tertinggi sepanjang sejarah tim berjuluk Rode Duivels tersebut.