Cardiff, CNN Indonesia -- Miliarder Malaysia, Vincent Tan, berkata bahwa ia tak akan membeli Cardiff City jika saja ia tahu akan mengalami masalah. Namun, Tan masih yakin bahwa keputusannya tepat.
Diwawancarai di atas kapal pesiarnya untuk film yang ditayangkan Sky Sports pada Rabu (1/10), berkata bahwa ia tidak menyesal telah mengganti warna kostum tim dari biru ke merah, meski memancing kemarahan para pendukung club.
Ia juga berkata bahwa hingga saat ini ia telah mengeluarkan dana hingga lebih dari 170 juta poundsterling untuk Cardiff dan ia yakin masih bisa membuat klubnya menguntungkan -- meski ia tetap tidak suka dengan keberadaan burung biru di emblem klubnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepada Sky, pengusaha yang kekayaannya ditaksir Forbes mencapai US1,3 miliar itu berkata: "Jika saja saya tahu bahwa masalah yang saya hadapi akan demikian sulit, mungkin saya tidak akan pernah menanam uang."
"Meski demikian, buat saya ini sebuah tantangan dan saya yakin pada akhirnya ini akan berakhir dengan baik. Saya percaya bisa membuat investasi ini menguntungkan.
"Tentu saja, teman saya menganggap saya gila. Bahwa tidak mungkin untuk membuat Cardiff menguntungkan, tapi saya percaya hal itu mungkin. Hanya waktu yang akan menjawab."
Tan berkata bahwa ia sekali pun tidak pernah menyaksikan pertandingan sepakbola, sampai ia menonton laga antara Cardiff melawan Blackpool di Wembley saat keduanya memperbutkan tiket promosi ke Premier League.
"Setelah itu, saya suka dengan sepakbola, buat saya sangat menegangkan dan menarik -- 90 ribu orang berteriak mendukung tim. Sangat penuh energi," ujar sang pengusaha yang baru menanamkan enam juta poundsterling sebelum laga itu dimulai.
Ketika ia ditanya tentang jumlah investasinya hingga saat ini, Tan menjawab: "Mungkin sekitar 160, 170 juta (poundsterling).
"Semula saya tidak menyangka akan berinvestasi hingga sebesar itu. Namun, ketika saya telah mengeluarkan 20 juta poundsterling, saya berujar pada diri saya bahwa siap menanam uang lebih banyak lagi. Saya juga akan menanamkan uang hingga 100 juta poundsterling jika mereka membiarkan saya mengganti warna seragam tim dari biru ke merah."
Tan juga berujar bahwa ia ingin mengganti ikon burung menjadi naga, namun akhirnya berkompromi bahwa ia tidak bisa mendapatkan semua keiinginannya.
Cardiff, yang terakhir kalinya bermain di kompetisi paling teratas adalah pada 1962, naik ke Liga Premier Inggris pada 2013. Namun karena kinerja yang buruk, mereka langsung terdegradasi pada musim berikutnya.
Manajer kesayangan para pendukung, Malky Mackay, dipecat pada Desember dan pada 2 Januari dipilih Ole Gunnar Solksjaer sebagai pengganti.
Namun, mantan penyerang Manchester United itu gagal untuk meloloskan Cardiff dari zona degradasi. Solksjaer pun mengundurkan diri pada bulan lalu setelah Cardiff mendapatkan rentetan hasil buruk di awal musim.
Setelah ditangani pelatih sementara, Scott Young, Cardiff mampu memanjat klasemen dan berada di papan tengan. Mantan manajer Leyton Orient, Russell Slade dikabarkan akan mengambil alih posisi manajer.
Pada wawancara tersebut, Tan berkata bahwa ia akan menjual klub ketika Cardiff lolos ke Liga Inggris, dan ia tertarik untuk berinvestasi di klub Inggris lainnya dan juga di klub MLS (Liga Amerika Serikat) di negeri Paman Sam.