LIGA INGGRIS

Wacana FA Promosikan Manajer Kulit Hitam

CNN Indonesia
Senin, 13 Okt 2014 16:08 WIB
FA sedang membahas wacana kemungkinan menerapkan 'Peraturan Rooney'. Regulasi itu diharapkan bisa menambah peluang manajer kulit hitam melatih klub Inggris.
Louis van Gaal (kanan) salah satu manajer kulit putih yang menangani klub Liga Inggris. Minimnya manajer klub hitam membuat FA berencana menerapkan Rooney Rule. (REUTERS/Darren Staples)
Catatan: Artikel ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi CNNIndonesia.com
Jakarta, CNN Indonesia -- Terdapat 92 klub sepak bola profesional di Inggris. Namun, berdasarkan laporan Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA), hanya dua klub yang dilatih manajer kulit hitam. Kondisi itu dianggap Presiden FA, Greg Dyke, harus segera diubah.

Berdasarkan data terbaru FA, hanya ada 15 pelatih kulit hitam atau berasal dari etnis minoritas yang berkarier di kompetisi sepak bola profesional.

Dyke menganggap statistik itu merupakan pukulan telak bagi sepak bola Inggris. Pria yang menggantikan David Bernstein pada Juli 2013 ini mengatakan, pihaknya sedang membahas wacana kemungkinan menerapkan 'Peraturan Rooney'.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

'Peraturan Rooney' merupakan regulasi di ajang American Football (NFL). Pada dasarnya, regulasi itu membuat pelatih minoritas, terutama kulit hitam, mendapat kesempatan bersaing di NFL. Setiap klub NFL wajib mewawancara setidaknya satu kandidat berkulit hitam atau etnis minoritas lainnya.

"Peraturan ini harus terjadi," ujar Dyke kepada CNN.

Sejak digunakannya 'Peraturan Rooney' pada 203, jumlah asisten pelatih kulit hitam di NFL meningkat drastis, dari 14 pada 1980, menjadi 199 pada 2012 lalu. Jumlah itu meningkat 32,6 persen. Total ada empat pelatih kepala berkulit hitam di NFL saat ini, yakni Lovie Smith, mike Tomlin, Jim Caldwell, dan Marvin Lewis.

"Saat ini kami memiliki grup yang sedang meneliti apakah Peraturan Rooney itu akan berfungsi. Kami perlu tahu apakah sistem tersebut akan bekerja atau tidak," ucap Dyke.

Minimnya kesempatan yang didapat pelatih kulit hitam di Liga Inggris juga dirasakan legenda timnas Inggris, Sol Campbell. Mantan pemain Arsenal dan Tottenham Hotspur itu sampai harus pergi ke luar Inggris demi mendapat kesempatan melatih.

Mantan bek Manchester United, Rio Ferdinand, pernah menyarankan sistem seperti 'Peraturan Rooney' kepada Dyke. Namun, masalah di sepakbola Inggris tidak hanya pada kurangnya perwakilan kaum berkulit hitam atau minoritas lainnya.

Tertinggal rival

Meski memiliki salah satu liga terbaik di dunia, Inggris ternyata hanya memiliki 205 pelatih dengan lisensi profesional UEFA. Hal ini berbanding jauh dengan Spanyol, yang memiliki 2.352, ataupun Jerman dengan 1.304 pelatih.

Bahkan di level yang lebih rendah, Inggris hanya memiliki 9.548 pelatih berlisensi B, berbanding jauh dengan Italia yang memiliki 37.742 pelatih. Lebih jauh lagi, jika FA mengatakan ada sekitar 50 ribu pelatih aktif di Inggris, 39 ribu di antaranya ternyata memiliki kualitas di bawah lisensi B.

"Kami sangat jauh tertinggal. Kami tertinggal jauh dari segi kepelatihan dan fasilitas. Dapatkah kita mengejarnya? Ya, tapi itu akan memakan waktu sekitar lima hingga 10 tahun," ujar Dyke.

Rencananya FA akan membangun 'Pusat Sepak Bola' di 30 kota berbeda di Inggris, termasuk di London, Birmingham, Manchester, Liverpool, dan Sheffield. Proyek ini diperkirakan akan memakan dana sekitar 230 juta poundsterling dalam lima tahun ke depan.

"Salah satu kriteria yang kami terapkan dalam kursus kepelatihan adalah, bagaimana kami dapat merekrut lebih banyak pelatih," ujar Dyke.

Pembinaan usia muda

Berdasarkan laporan analisis finansial, Deloitte, Liga Inggris meraih pendapatan lebih dari 3 miliar poundsterling pada Juni 2014 lalu. Liga Inggris juga mendapatkan kontrak televisi domestik sebesar 3 miliar pounsterling hingga akhir musim 2016.

Akan tetapi, dengan berlimpahnya uang tersebut, menimbulkan pertanyaan mengenai pengembangan pemain lokal di Inggris. Berdasarkan data FA, hanya sebesar 32 persen pemain asli Inggris yang tampil sebagai pemain utama di liga.

Jumlah ini menurun tajam sepanjang dua dekade terakhir, yang sempat mencapai 69 persen. Kurangnya kesempatan bagi pemain muda lokal berdampak pada prestasi timnas Inggris. Sejak 1996 lalu, Inggris belum pernah mencapai semifinal di turnamen besar.

Rendahnya kesempatan yang didapat pemain muda Inggris bersaing di Liga Inggris mendapat sorotan dari Direkrut Eksekutif Liga Jerman, Christian Seifert.

"Jika Anda memiliki uang jauh lebih banyak dari kami, dan Anda dapat membeli hampir semua pemain di seluruh dunia, berapa besar motivasi Anda memainkan pemain muda?" ujar Seifert.
LEBIH BANYAK DARI KOLUMNIS
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER