Jakarta, CNN Indonesia -- Komisi Disiplin PSSI melarang kota Solo untuk menggelar laga resmi PSSI selama enam bulan, demikian hasil sidang PSSI terkait kerusuhan suporter yang menelan korban jiwa pada laga Persis melawan Martapura FC di babak delapan besar Divisi Utama di Stadion Manahan, Rabu (22/10).
Komdis PSSI juga menyampaikan simpati dan belasungkawa terhadap keluarga korban.
"Ya dalam hal ini Komdis turut bersimpati dan berdukacita atas meninggalnya salah satu suporter Indonesia di Solo semoga arawahnya diterima oleh yang maha kuasa dan keluarga diberi kekuatan," ucap Ketua Komisi Disiplin PSSI Hinca Panjaitan, seperti dikutip dari detikcom.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di samping itu, kami juga telah memutuskan bahwa tidak ada lagi aktivitas sepakbola yang sifatnya berada di bawah naungan PSSI di kota tersebut, Solo dalam enam bulan kedepan, terhitung mulai hari ini"
"Pertandingan yang sifatnya berada di naungan PSSI juga tidak boleh bertempat di Solo. Apapun itu. Mau itu timnas sekalipun," imbuhnya.
Persipura dapatkan Empat SanksiSelain menghukum Solo, Komisi Displin PSSI juga menjatuhkan empat sanksi baik untuk pemain, ofisial, dan panitia penyelenggara pertandingan (panpel) Persipura, buntut kericuhan yang terjadi pada laga Arema melawan Persipura.
Pengurus Persipura yang melakukan keributan dengan penjaga gawang Arema, yaitu Kurnia Meiga, disanksi berupa larangan beraktifitas di dunia sepak bola selama satu tahun. Sementara Panpel mendapatkan sanksi denda.
Pemain belakang Persipura, Ruben Sanadi, juga dilarang memperkuat timnya dalam dua pertandingan, karena dinilai menjadi pemicu perkelahian dengan pemain Arema, Dendy Santoso
Menurut Hinca, jika ditambah dengan kartu merah yang diterima Ruben saat pertandingan, maka Ruben tidak boleh bermain pada tiga laga.
Pemain Persipura lainnya, Dominggus Fakdawer, juga mendapatkan sanksi larangan dua pertandingan, karena dinilai memicu keributan yang melibatkan ofisial Persipura.
Arema "Hukum" Dirinya SendiriSementara itu, masih terkait kerusuhan pada laga Arema-Persipura, Aremania diperbolehkan mendukung timnya saat menghadapi Persela Lamongan pada pertandingan kandang.
Keputusan tersebut didapat setelah Komdis PSSI menerima 15 syarat yang diajukan sendiri oleh manajemen Arema Cronus maupun Aremania terkait dengan upaya pelarangan penggunaan suar dan nyanyian rasis.
Beberapa syarat yang diajukan tersebut di antaranya adalah memasang spanduk anti suar dan rasis di Malang Raya, menyebarkan selebaran di seputaran stadion menjelang pertandingan kandang, sosialisasi dan pernyataan sikap di media radio, televisi lokal serta bertatap muka dengan Aremania.
Selain itu, pada sidang Komdis PSSI, Arema juga membawa data pendukung terkait dengan tantangan komdis yaitu untuk menemukan pelaku yang menyalakan suar. Pelaku kini sudah menyerahkan diri dan kasusnya ditangangi kepolisian.