Angola, CNN Indonesia -- Angola menyatakan tidak tertarik menggantikan Maroko sebagai tuan rumah untuk Piala Afrika tahun 2015, meskipun beredar kabar bahwa negara kaya minyak itu berharap untuk menjadi penyelenggara.
Calon tuan rumah sebelumnya, Maroko, didiskualifikasi dari turnamen setelah tetap bersikukuh meminta pengunduran jadwal Piala Afrika karena kekhawatiran negara tersebut atas penyebaran virus Ebola.
Setelah sukses menggelar turnamen pada tahun 2010, Angola disebut-sebut sebagai negara pengganti Maroko.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, João Lusevikueno, wakil presiden federasi sepakbola Angola, menanggapi dingin desakan tersebut, seperti yang diberitakan oleh The Guardian pada Rabu (12/11).
"Angola tidak akan menjadi tuan rumah kompetisi. Kami belum mencalonkan diri dan belum berencana untuk melakukannya," kata Lusevikueno kepada AFP.
Untuk menggelar perhelatan sepak bola tahun depan, Lusevikueno mengaku bahwa negaranya memang memiliki anggaran. Tapi pemakaian anggaran harus mendapat persetujuan semua unsur pemerintah dan tidak ada kepastian akan langsung disetujui.
"Sangat mustahil untuk mengatur perencanaan kompetisi yang akan dimulai 17 Januari 2015 dalam waktu singkat," kata Lusevikueno.
Perhelatan Piala Afrika 2010 di Angola pernah diwarnai insiden serangan separatis terhadap bus tim Togo di daerah konflik Cabinda yang menewaskan dua orang.
Selain Angola, negara Mesir, Gabon dan Guyana yang bersama-sama menjadi tuan rumah Piala Afrika pada 2012, serta juara bertahan, Nigeria, saat ini difavoritkan untuk menjadi negara penyelenggara pengganti Maroko.
Konfederasi Sepak Bola Afrika (CAF) akan mengumumkan siapa negara yang resmi menjadi tuan rumah Piala Afrika 2015 pada akhir minggu ini.
Ghana dan Afrika Selatan disebut sebagai salah satu negara yang akan sebagai tuan rumah.
Issa Hayatou, presiden CAF, mengatakan pihak konfederasi akan "menandatangani surat kematiannya" jika gelaran Piala Afrika 2015 tidak dapat dilaksanakan.