Catatan: Artikel ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi CNNIndonesia.com
Liverpool, CNN Indonesia -- Kekalahan keempat Liverpool secara beruntun membuat posisi sang manajer, Brendan Rodgers, semakin di ujung tanduk.
Meski membuat Liverpool hampir juara musim lalu, Rodgers tak bisa menjaga performa impresif The Reds musim ini. Kekalahan dari Crystal Palace, Minggu (23/11), membuat Liverpool terpuruk di peringkat ke-12 Liga Inggris.
Andai pada laga Liga Champion, Rabu (26/11) dini hari, Liverpool tak juga mendapat hasil positif, Rodgers kemungkinan besar akan didepak dari Anfield.
Sejumlah nama pengganti Rodgers sudah mencuat. Pelatih Napoli, Rafael Benitez sudah mengungkapkan keinginannya kembali melatih Liverpool. Benitez merupakan manajer yang membawa Liverpool juara Liga Champion pada 2005.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rodgers mesti berhati-hati. Pelatih asal Irlandia Utara itu mesti membenahi kepercayaan diri Steven Gerard dan kawan-kawan. Setelah kalah 1-3 dari Palace, Rodgers mengakui skuat asuhannya sedang kehilangan kepercayaan diri.
"Sebagai manajer, saya bertanggung jawab atas kekalahan ini," ujar Rodgers usai pertandingan.
Rodgers memang harus bertanggung jawab. Dia harus kembali ke formula Si Merah yang berenergi seperti musim lalu.
Ubah posisi GerrardMusim lalu Steven Gerard diplot sebagai gelandang sentral yang menjadi pemantul bola di lapangan tengah. Ia bermain di antara gelandang bertahan dan gelandang serang.
Musim ini, Rodgers lebih menempatkan Gerard ke belakang. Ia menggeser posisi yang musim lalu dipegang Lucas Leiva. Gerard bukan lagi seperti pemain saat Liverpool meraih treble pada musim 2002/03. Dia sudah lama mengadaptasi posisi sentral lain.
Ketika Liverpool menjadi finalis Liga Champions, kapten Liverpool itu bermain di posisi gelandang serang. Ia berada di belakang striker. Gerard memang tak cocok lagi sebagai gelandang bertahan seperti ketika ia muda dulu.
Itu bisa dilihat dari performa jebolan akademi Liverpool itu bersama timnas Inggris. Ia lebih cocok menjadi gelandang pengantar bola di tengah lapangan, bukan dari belakang.
Rodgers harus memberi kebebasan kepada Gerard untuk berada di lapangan tengah. Serahkan posisi gelandang bertahan itu pada pemain yang lebih agresif dan taktis lainnya.
Bek SayapLiverpool punya tim yang lengkap dari mulai belakang hingga depan. Namun, lini pertahanan Liverpool musim ini tak jauh lebih buruk dibanding lini depan yang mandul.
Produktivitas Liverpool musim lalu bukanlah karena keberadaan duet Luis Suarez dan Daniel Sturridge. Ada lini lain yang menopang duet itu, yakni bek sayap yang agresif saat menyerang maupun bertahan.
Musim ini, dua pemain baru mengisi bek sayap, Alberto Moreno dan Javi Manquilo. Namun kedua pemain itu belum mampu mengikuti pola permainan sayap Liverpool.
Musim lalu Jon Flanagan, Glen Johnson, Aly Cissokho tampil gemilang di sayap. Cissokho, yang dipinjam dari Valencia, memilih pindah ke Aston Villa. Sedangkan Flanagan masih cedera hingga akhir November, dan Johnson baru kembali pada pertengahan bulan lalu.
Sebelumnya Johnson melewatkan delapan pertandingan Liverpool karena cedera harmstring.
Rodgers harus kembali mencari pemain bermental dan fisik kuat yang bisa melapisi posisi sayap Liverpool saat menyerang dan bertahan. Satu yang diperlukan adalah pemain dengan tingkat konsentrasi tinggi.
Kemudian di lini depan, barisan penyerang Liverpool baru mencetak satu gol dari 11 pekan liga Inggris. Musim lalu, pilihan kombinasi antara lain Coutinho-Suarez-Sterling, Coutinho-sturridge-Sterling, Sterling-Suarez-Sturridge, atau Coutinho-Sturridge-Suarez cukup menjanjikan.
Namun, di musim ini trio yang mengandalkan Mario Balotelli di lini depan belum menunjukkan hasil. Saya pikir sudah saatnya Rodgers kembali menggunakan taktiknya di musim lalu.
Jangan mainkan lagi Gerard di depan dua bek, letakkan ia di tengah dan suruh Balotelli lebih rajin menekan bola di lini depan. Suruh juga balotelli tak sungkan melepas tembakan jarak jauh, karena memang itu kekuatan anak muda Italia tersebut.