Paris, CNN Indonesia -- Hasil investigasi kecelakaan tim penyidik F1 menyatakan Jules Bianchi tidak memperlambat mobil sebelum kecelakaan fatal di GP Jepang pada awal Oktober lalu.
Dalam rilis yang dipublikasi lewat situs otoritas F1 dunia (FIA), Bianchi terus memacu mobilnya tanpa mengurangi kecepatan ketika ada bendera peringatan.
"Biachi tidak memperlambat kecepatan dengan cukup untuk menghindari kehilangan kontrol pada titik (Adrian) Sutil," demikian keterangan FIA itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bianchi mengalami kecelakaan F1 paling fatal sejak kematian Ayrton Senna pada 1994. Pebalap tim Marussia itu harus menjalani perawatan kritis di rumah sakit.
"Mobil itu menghantam derek dengan kecepatan 126 km per jam," kata seorang petugas medis yang mengetahui proses perawatan Bianchi.
Dalam laporan investigasi kecelakaan Bianchi yang dipublikasi FIA dinyatakan bawha semua prosedur penyelamatan dan medis telah sesuai dengan sistem oerasi untuk menyelamatkan nyawa Bianchi. Dokumen investigasi itu memiliki ketebalan hingga 396 halaman.
Hal tersebut menimbulkan ironi karena sebulan lalu Marussia pernah menyatakan ketidaksenangan tim tersebut atas pemberitaan media yang menyatakan Bianchi tak memperlambat mobil ketika ada bendera peringatan.
Baca juga: Nasib Tim Marussia