Jakarta, CNN Indonesia -- Keprihatinan Forum Diskusi Suporter Indonesia terhadap prestasi sepak bola nasional menjadi landasan pengajuan transparansi keuangan PSSI ke Komisi Informasi Publik.
"Kami prihatin karena prestasi yang melorot," ujar Ketua FDSI Helmi Atmaja kepada
CNN Indonesia melalui sambungan telepon, Selasa (9/12).
"Sebagai suporter, pecinta sepak bola, kami berhak mendapatkan informasi tersebut karena kami yakin PSSI merupakan badan publik."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Helmi, sikap FDSI tersebut merujuk pada pernyataan Menteri Pemuda dan Olahraga (Saat itu) Roy Suryo yang menyatakan bahwa PSSI menerima dana dari APBN.
FDSI juga menyoroti "komersialisasi" Timnas U-19 dengan berbagai kegiatan tur yang melibatkan kontrak dengan stasiun televisi swasta.
"Timnas U-19 juga menjadi 'sapi perah'. Mereka keliling nusantara seperti sirkus, sehingga membuat permainan mereka mudah terbaca lawan," ujar Helmi melanjutkan.
Meski saat ini FDSI berseberangan sikap dengan PSSI, Helmi menegaskan tak ingin hal ini menjadi awal perseteruan kedua pihak.
"Jangan anggap kami ini musuh. Kami ini suporter. Sama-sama mencintai sepak bola. Kami hanya meminta informasi," ujar Helmi menjelaskan.
Lebih lanjut Helmi berharap keputusan KIP tidak dinilai sebagai bentuk kekalahan bagi PSSI. "Anggaplah ini sebagai usaha mengubah paradigma PSSI dari tertutup menjadi terbuka."
Sebelumnya, salah satu hakim dalam persidangan KIP, Yhannu Setyawan juga mengakui keputusan tersebut dapat menjadi awal era keterbukaan olahraga nasional.
"Jika semuanya (melakukan) transparansi, potensi
abuse makin kecil," ujar Yhannu di kantornya, Senin (8/12). "Pesan ini akan sampai kepada semua pengurus keolahragaan."